Senin, 13 Juli 2009

Hari Yang Panjang

Hari sabtu kemaren merupakan hari yang sangat panjang bagi aku dan Nara. Tercatat ada 4 rencana yang harus kita jalani. Ini membuat aku dan istriku berfikir ekstra agar hari dan kegiatan bisa berjalan lancar.

Rencana pertama adalah belanja ke Carrefour. Tujuan utama kesana adalah membeli puzzle spon untuk alas tempat tidur Nara. Ini bertujuan agar kalaupun Nara Jatuh dari kasur mungilnya, dia jatuh di tempat yang aman. Maklum, tidurnya Nara sudah mulai menjelajah setiap jengkal daerah kekuasaanya.

Rencana ke kedua adalah menghadiri ultah Kakak Dimas di pancoran. Ramainya orang yang hadir tidak membuat Nara takut. Dia tetap menunjukkan ekspresi yang gembira dan menyenangkan. Semoga Nara terus begitu ya.

Ketiga adalah ke Pura Rawamangun untuk sembahyang dan membeli bunga. Nara nyaman disana karena Puranya penuh dengan pohon rindang yang meniupkan angin sepoi-sepoi.

Dannn...yang terakhir adalah ke RS Bunda untuk tindik telinga. Inilah rencana yang paling aku takutkan. Kenapa aku takut, karena aku tidak tega melihat Nara menangis. Nara bukan tipe anak yang manja. Dia tidak akan menangis kalau tidak benar-benar merasa sakit.
Sampai di RS Bunda aku mengalami ketegangan yang luar biasa. Tak henti aku memanjatkan doa semoga kegiatan tindik telinga berjalan lancar dan Nara diberi kekuatan. Yang aku khawatirkan terjadi. Tangisan Nara begitu kerasnya memecah kesunyian ruang emergency. Nara terlihat kesakitan dan marah. Hancur rasanya hatiku.

Aku tidak berani melihat karena aku tidak tega. Begitu juga Istriku. Tapi cinta dan kasih mengalahkan segalanya. Aku memberanikan diri untuk menemani Nara. Aku meminta Istriku untuk menjaga Nara. Ia memberanikan diri walau dia takut akan jarum suntik. Cinta kasihnya terpancar hangat membelai Nara.

Nara, Aji tahu itu sangat menyakitkan. Tapi Aji dan Ibu harus melakukan itu karena Aji dan Ibu sayang sama Nara. Aji dan Ibu ingin Nara terlihat semakin cantik dan memang tindik telinga suatu hal yang lumrah untuk dilakukan bagi seorang perempuan. Nanti saat Nara sudah besar, Nara pasti akan mengerti apa yang telah Aji dan Ibu lakukan. Semua karena kecintaan Aji dan Ibu terhadap Nara. We Love U, Nara.

Selasa, 07 Juli 2009

Cake 1st Anniversary

Telepon di mejaku berbunyi nyaring. Sejenak aku sempat melirik jam tanganku. Masih jam istirahat. ”Siapa yang rajin menelponku jam segini ya?”, gumamku.

Ternyata suara satpam di pintu depan yang menelpon. Dia mengatakan kalau ada kiriman yang harus aku terima sendiri. Aku bergegas menuju lobi kantorku untuk melihat kiriman apa yang aku terima.

Seseorang dari toko kue Harvest telah menantiku. Aku melihat tanda terima yang dia sodorkan. Ternyata aku mendapat kiriman blueberry cheese cake dari istriku tercinta. Hahahaha...ternyata ini kue ulang tahun perkawinan kami. Aku pikir dia lupa kalau hari ini adalah ulang tahun perkawinan kami, karena tadi pagi dia tampak bingung ketika aku mengucapkan selamat hari pernikahan.


Setelah mengabadikan sejenak cake itu, aku segera membagikannya teman-teman seruangan. Ucapan selamat berdatangan, disertai doa supaya pernikahan kita abadi. Beberapa celetukan dan candaan menyeruak. Hadiah ulang tahun perkawinan diberi dan dirayakan karena baru menikah saja.

Memang, usia pernikahanku masih sangat muda. Baru 1 tahun berjalan. Namun aku percaya, mungkin tahun depan, hadiahnya bukan berupa cake, tapi berupa yang lain. Atau bahkan tidak ada sama sekali. Tapi aku percaya, tidak ada hadiah, bukan berarti tidak ada cinta dan kasih sayang, karena cinta itu hadir tidak selalu berwujud bunga.

Senin, 06 Juli 2009

Happy Anniversary



SAM JASPATYAM SURYAMAM ASTU DEVAH
Ya, Hyang Widhi, semoga kehidupan perkawinan kami berbahagia dan tentram.
(Rgveda X.85.23)

Itulah kira-kira petikan doa yang kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa pada tanggal 7 Juli 2008, tepat satu tahun yang lalu. Tanggal itu telah menjadi salah satu tanggal bersejarah dalam hidupku. Tanggal dimana aku berjanji untuk menjaga dan menyanyangimu seumur hidupku, membentuk dan membahagiakan keluarga yang aku pimpin dengan sekuat tenagaku. Janji suci yang hanya aku ucapkan kepadaNya.

Tak terasa satu tahun telah berlalu. Umur perkawinan ku baru mencapai tahapan yang sangat muda. Masih banyak tantangan kedepan yang akan aku hadapi dan dengan dukunganmu, aku yakin kita bisa melewati apapun tantangan itu.

Banyak orang bilang bahwa 5 tahun awal perkawinan adalah masa-masa yang sulit. Aku kurang sependapat dengan opini itu. Bagiku setiap tahap dan setiap saat dalam perkawinan bisa menjadi masa-masa sulit jika cinta yang sudah tumbuh dibiarkan mati tanpa di pupuk dan disirami.

Aku bersyukur Tuhan telah memberikan kita hadiah yang sungguh sangat istimewa. Hadiah yang tidak tergantikan oleh apapun. Nara, dia memberikan kebahagian dan kebanggaan bagiku dan bagi kita. Dengan senyum dan canda tawanya, rumah kita menjadi ceria.

Ulang tahun perkawinan berarti cinta dan kasih sayang kita sudah bertambah 1 tahun umurnya dan ia akan selalu mengakar semakin kuat.

SELAMAT ULANG TAHUN PERKAWINAN KITA SAYANG. I LUV U