Selasa, 06 Juli 2010

Dua Tahun Berlalu

”Mas, kalau saya mau buat undangan seperti contoh ini brapa ya?” Begitu kira-kira kalimat yang terucap 2 tahun silam kala aku dan dia sedang sibuk mempersiapkan kartu undangan untuk pernikahan kami. Setelah sedikit menawar, akhirnya kami menemukan kata sepakat di harga Rp4,500 per buahnya. Harga yang wajar menurutku.

Aku disini, di Jakarta, aku terpisah jarak dan waktu dengan tempat dimana aku akan menikahi wanita tercantik dan terbaik di dunia, yang akan menjadi pendamping hidupku, membuat koordinasi sedikit rumit. Tidak sempurna rasanya kalau hanya bicara melalui telepon dan tidak bertatap muka langsung.

Kami pun berusaha mengurus sendiri apa yang bisa dilakukan di Jakarta seperti memesan undangan, souvenir, pakaian dan pernak-pernik lainnya. Bahkan beberapa detail lainnya berangkat ke Bali bersamaan dengan kepulangan kami yaitu 2 hari sebelum acara pernikahan.

Tanggal 7 Juli 2008 adalah hari istimewa dalam hidupku. Hari dimana aku mengucapkan janji untuk setia pada seorang wanita yang kini menjadi istriku, menjadi pegangan hidupku. Dua tahun sudah berlalu. Hidup kami pun kini sudah semakin diwarnai dengan coletahan putri kecil yang membuat kebahagiaan dalam rumah mungil kami tiada habisnya.

Dua tahun bukannya suatu prestasi dalam menjalani hidup berumah tangga. Namun waktu yang telah aku lewati ini akan menjadi pondasi kuat untuk pijakan dan langkah berikutnya untuk mencapai cita-cita yaitu bersama selamanya sampai waktu yang memisahkan.

Selamat hari pernikahan kita, istriku tercinta. Moga kedepannya kita bisa menjadi lebih baik lagi dan semakin baik setiap harinya dalam mengarungi hidup yang sangat singkat ini. Apalagi sekarang ada penumpang kecil nan cantik dan lucu yang harus kita antar sampai di tempat tujuan sesuai dengan cita-cita kita bersama.
Ulang tahun pernikahan berarti umur cinta kita sudah bertambah satu tahun dan akan mengakar semakin kuat. I love u so much.