Minggu, 25 September 2011

Pemain Biola

Siang kemarin aku berjalan sendiri menuju sebuah toko musik untuk membeli CD pesanan istriku. Nama penyanyi yang tidak familiar membuat aku susah untuk menemukannya di rak. Akupun bertanya pada penjaga toko dan menunjukkan dimana aku bisa menemukannya. Ahh..ini dia yang aku inginkan, gumamku.

Pembayaranpun selesai dan aku siap untuk kembali ke kantor. Melangkah dari kasir kakiku terhenti. Aku terpana oleh semua video konser yang diputar dalam toko tersebut. Sound System yang memadai membuat suasana sungguh sempurna. Akupun duduk sejelak di ujung sofa sambil menikmatinya.

Tiba pada lagu kedua, mata dan telingaku semakin terfokus ke arah TV layar datar tersebut. Seorang penyanyi oriental menyanyi pada sebuah konser dengan judul lagu ”To Love You More” yang biasa dibawakan oleh Celine Dion.

Sejak awal intro, aku sudah sangat familiar akan lagu tersebut. Lantunan manis biola pembuka lagu membuat pikiranku melayang bebas tanpa beban. Semakin lama, alunan biola semakin membuat aku merasa sangat nyaman. Wanita penggesek biola yang terlihat sangat anggun dalam balutan gaun hitam menjadi salah satu bintang diatas panggung itu. Sangat mengagumkan.

Lagu itu pun berakhir. Aku beranjak dari kursi. Sambil berjalan kembali ke kantor aku membayangkan suatu kelak nanti Nara bisa menjadi pemain biola yang baik seperti yang aku harapkan. Menurutku jika perempuan bisa bermain biola, maka dia akan tampak semakin anggun.

Namun aku tidak akan pernah memaksanya untuk menuruti harapanku. Biarlah Nara yang akan menuntukan sendiri minatnya dimana sejauh ini masih sangat menyukai balet. Hmm..minat yang menarik juga.

Rabu, 21 September 2011

Suara Mungil Putri Kecilku

”Hallooo Aji....” suara mungil itu muncul dari balik telepon dari tempat nun jauh disana. Kaget, senang dan bahagia bercampur menjadi satu dalam hatiku. Untuk pertama kalinya putri kecilku menjawab telepon rumah secara langsung tanpa perantara pengasuhnya.

Cerita mulai mengalir dari ujung sana. Dengan lancar Nara menceritakan apa saja yang sudah dia lakukan dari pagi hingga siang itu. Indah terdengar walau dengan kalimat yang terpatah-patah, sampai akhirnya Nara berkata, ”Aji..udah dulu ya. Nara mau bobo.”

Telepon aku tutup dan kembali ke rutinitasku dengan hati gembira. Aku membayangkan waktu dulu ketika aku masih baru pacaran. Ada perasaan gundah ketika kekasih kita yang kita telepon tidak menjawab telpon kita namun begitu bahagia jika dia mejawab telepon kita pada kesempatan pertama.


Perasaan yang dulu aku alami kini terbangkitkan kembali oleh suara mungil putri impianku. Nara Pramodawardani.

Rabu, 07 September 2011

A Piece of Heaven

Pesawat baling-baling itu mendarat dengan sempurna. Tibalah kami di pulau Lombok. Udara pagi yang cerah menyambut kedatangan kami disana.

Liburan itu telah aku rencanakan jauh hari sebelumnya. Berawal dari perjalanan dinasku disana 3 tahun lalu, aku menceritakan tentang keindahan dan kenyamanan pulau Lombok dan berjanji untuk mengajaknya kesana. Baru tahun ini terwujud dengan sempurna.

Kami memutuskan untuk menikmati indahnya Gili Trawangan, sebuah pulau kecil di Barat Laut pulau Lombok. Berawal dari cerita orang dan hasil penelusuran dunia maya, tibalah kami disana.

Pantai yang jernih dan pasir yang putih menjadi pemandangan yang sangat menentramkan hati. Semua informasi dan cerita yang aku peroleh sebelumnya terbukti sudah. Pulau yang tenang, nyaman dan bebas polusi menjadi nilai tambah destinasi ini.

Tak bosan aku menikmati liburan tersebut dan tanpa terasa aku sudah kembali menginjakkan kaki di pulau Dewata. Masih terngiang dengan jelas liburan di pulau nan eksotis tersebut. Aku merasa pulau itu seperti potongan Surga yang jatuh ke bumi (a piece of heaven), begitu indahnya.

Senyum masih mengembang jika aku memutar kembali memori liburan itu. Apalagi aku telah menikmati potongan surga tersebut dengan ”malaikat-malaikat” yang Tuhan kirimkan kepadaku, keluargaku tercinta. Hmm...heaven on earth.