Orang kantor menyebutku sebagai Cinderella dalam
versi laki-laki. Tidak heran aku disebut demikian karena aku hampir tidak
pernah mau pergi malam hari untuk sekedar menikmati malam atau acara pribadi
yang tidak berhubungan dengan pekerjaan lainnya.
Aku memang anti pulang atau pergi malam selepas
jam kantor. Aku lebih suka pulang, istirahat dan bertemu dengan keluargaku
tercinta. Namun untuk beberapa acara, aku wajib menghadirinya karena
berhubungan erat dengan perkerjaanku.
Seperti kemarin aku bertemu dengan salah seorang
teman yang sebut saja namanya Masjuri. Aku selalu senang beremu dengannya.
Terlepas dari urusan kerja, dia suka memberi ilmu-ilmu kehidupan, fisafat dan
kebaikan dalam menjalani hidup.
Saat mendengar dia bercerita, aku berusaha dengan
sangat untuk merendahkan diriku sehingga ilmu dan pengetahuan itu dapat
mengalir lancar dalam diriku karena aku tahu ilmu dan pengetahuan akan mengalir
deras dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, seperti air.
Kali ini dia bercerita bagaimana supaya kita
tenang dan tidak selalu gelisah. Mengawali cerita, dia menyebutkan bahwa tubuh
ini terdiri dari 2 unsur yaitu jiwa dan raga yang dimana kalau dijumlah
nilainya 100%.
Saat manusia itu rakus, sombong dan merasa lebih
unggul dari manusia lainnya, maka raga dia yang sedang menguasai jiwanya. Dalam
kata lain, porsi raganya diatas 50% sehingga dominan atas jiwanya. Ini yang
menyebabkan ketidakharmonisan dan kegelisahan dalam kehidupan.
Lalu aku bertanya, bagaimana cara supaya jiwa kita
bisa berkuasa atas raga kita? Dia menjawab dengan bersabar, berdoa, melakukan,
berkata dan berfikir yang positif sehingga energi positif akan mengalir dan
menyelimuti kita dan pada akhirnya raga kita semakin kecil, jiwa kita semakin
besar.
Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 23.15
malam dan ”Cinderella” harus segera pulang. Ilmu dan petuah baru sudah mengisi
diriku. Pulang malam kali ini benar-benar bermakna dan tidak hanya sekedar
senyum palsu yang diberikan kepadaku seperti pertemuan dengan orang lain
sebelum-sebelumnya