“Lihat,
rambutku semakin memutih dan tumbuh uban dimana-mana. Lihat, ukuran bajuku
sekarang” Begitu ucapan yang berulang kali. Kadang aku dengar, sering kali aku
cuekin. Tiba-tiba dia muncul tepat di depan mukaku yang sedang asyik menikmati
cerita dari buku yang baru aku beli.
“Orang diajak ngomong malah ga jawab”, ucapnya manja.
Hmm.. aku meletakkan buku dan mengambil sepotong roti bakar. Ku kunyah roti itu
dengan perlahan sambil ku seruput teh hijau yang masih mengepul.
“Sejak aku kenal sama kamu dan memintamu untuk
menemaniku, sudah banyak perubahan, perjuangan dan pengorbanan yang sudah kamu
lakukan. Memberi, mengasuh dan mendidik 2 anak yang luar biasa, mendukung saat
kakiku terasa lelah & lemah dan lebih bahagia saat aku bahagia. Nikmat mana
lagi yang aku dustakan ferguso?”
“Nanti kalau ubanku makin banyak dan bajuku makin lebar
gimana?” Ucapan itu meluncur cepat melesat. Lalu akupun menimpali “usia tidak
bisa dilawan. Selama kita diberi kehidupan, dia akan tetap berjalan. Tapi ada
satu hal yang bisa aku pastikan bahwa saat rambutmu jadi putih semua, bajuku
bisa kamu pake, sayangku tidak akan berubah. Aku akan tetap menjadi orang yang
paling mencintaimu”
“Aku selalu menikmati saat-saat merajut hari-hari
bersamamu, sampai waktu berlalu. Biar hari ini selalu menjadi milik kita.
Besok saat kita tua, aku masih ingin memijat kaki dan punggungmu dan memastikan
kamu masih bisa tertidur lelap. Saat hawa dingin menyerang dan panas menyengat,
aku pastikan kita akan jalani bersama dan saling menopang”
Happy
11th anniversary. Saat kamu merasa sudah tidak ada lagi orang
yang menyayangi dan mencintaimu, itu artinya aku sudah tidak ada di dunia ini
lagi dan sampai jumpa di kehidupan yang lain. Tapi sekarang, mari kita menua
dan tertawa bersama, hahahahaha….