Kakiku melangkah menuju gerbang itu. Mataku tertuju pada suatu sudut yang tak pernah aku lupakan.
Terbayang aku membaca pengumuman penerimaan
siswa baru diantara puluhan calon siswa yang punya harapan dan mimpi yang
sama. Aku keterima!
Ditemani istri dan anak-anak, aku memberanikan diri untuk menuju ruang guru dan menyapa salah satu guru kesayanganku. "Siang bu Lia, saya Budi. Apakah ibu masih ingat? " Dengan wajah merona dan senyum mengembang, beliau menyapaku dengan penuh semangat. Haru, serasa ingin menitikan air mata tapi aku malu.
Aku menanyakan bagaimana kabar beberapa guru kesayanganku. bu Alit (sekarang almarhum), Bu Indrawati, Bu Sri, Pak Loper (baca: Lover), dll.
Bu Lia bercerita kalau beliau-beliau sudah pensiun dan tinggal Pak Loper yg sedang mengajar di kelas. Tak sabar, aku mendatangi kelas beliau mengajar dan menyapa dengan semangat seperti murid yang ingin masuk kelas.
Tawa dan cerita mengalir deras. Banyak "rahasia" yang Bu Lia dan Pak Loper ceritakan di hadapan istri dan anak-anak yg membuat aku malu. Tapi itulah masa SMA ku, 3 tahun yang penuh gairah, cinta dan persahabatan.
Banyak hal yang ingin aku ceritakan dan ngobrol dengan guru - guru di sekolah. Namun waktu juga yang harus mengakhiri pertemuan singkat kami. Kebanggaanku semakin tebal, cintaku tak akan pernah pudar, padamu SMA 1 Denpasar.