Suatu hari yang cerah, aku bersama teman-teman sepermainan berencana untuk berangkat ke kawasan gunung salak di Kabupaten Bogor. Sudah kebayang sejuknya hawa pengunungan dan hijaunya pemandangan. Kami sudah sepakat untuk berangkat pukul 8 pagi sebelum Bogor penuh dan macet.
Sampai pukul 9 kami tak kunjung berangkat. Satu orang kawanku tak menampakkan jejak langkahnya di halaman rumah. Setelah menunggu sekian lama, akhirnya dia datang juga. Ikan hiu di lemari, yuuu mariiiiii....
Sekitar kurang lebih 60 Km aku tempuh dalam waktu 2 jam. Begitu lepas dari kota bogor, hijau tampak dari kejauhan. AC mobil segera aku matikan agar aku bisa menikmati segarnya udara gunung salak.
Masuk ke kaki gunung sebelum ke sampai di depan Pura, jalanan mulai menanjak curam dan berbatu. Kiri kanan kulihat saja, namun tidak banyak pohon cemara. Yang tampak adalah pohon pinus tinggi menjulang mencakar birunya langit. Sungguh perpaduan yang sempurna.
Pada suatu sudut diantara semak belukar, kutemukan bunga yang sangat indah. Siapa yang telah menanam bunga seindah itu? Tak ada yang mengiranya. Oh alangkah indahnya. Namun tidak ada yang memperhatikan. Tak lepas pandanganku menatapnya. Ingin rasanya ku memetik dan ku bawa pulang.
Setelah meminta ijin, aku berhasil memetik bunga itu dan ku bawa pulang. Sekarang, bunga itu telah semakin mekar menghiasi rumahku. Bunga yang selalu memberikan wangi semerbak menenangkan jiwa. Kan Kujaga dengan sepenuh hati dan tak akan kubiarkan dia layu agar bisa selalu mewarnai kehidupanku.
Sampai pukul 9 kami tak kunjung berangkat. Satu orang kawanku tak menampakkan jejak langkahnya di halaman rumah. Setelah menunggu sekian lama, akhirnya dia datang juga. Ikan hiu di lemari, yuuu mariiiiii....
Sekitar kurang lebih 60 Km aku tempuh dalam waktu 2 jam. Begitu lepas dari kota bogor, hijau tampak dari kejauhan. AC mobil segera aku matikan agar aku bisa menikmati segarnya udara gunung salak.
Masuk ke kaki gunung sebelum ke sampai di depan Pura, jalanan mulai menanjak curam dan berbatu. Kiri kanan kulihat saja, namun tidak banyak pohon cemara. Yang tampak adalah pohon pinus tinggi menjulang mencakar birunya langit. Sungguh perpaduan yang sempurna.
Pada suatu sudut diantara semak belukar, kutemukan bunga yang sangat indah. Siapa yang telah menanam bunga seindah itu? Tak ada yang mengiranya. Oh alangkah indahnya. Namun tidak ada yang memperhatikan. Tak lepas pandanganku menatapnya. Ingin rasanya ku memetik dan ku bawa pulang.
Setelah meminta ijin, aku berhasil memetik bunga itu dan ku bawa pulang. Sekarang, bunga itu telah semakin mekar menghiasi rumahku. Bunga yang selalu memberikan wangi semerbak menenangkan jiwa. Kan Kujaga dengan sepenuh hati dan tak akan kubiarkan dia layu agar bisa selalu mewarnai kehidupanku.
"Bunga Di Tepi Jalan" - Erwin Gutawa & Duta