Langit masih gelap gulita walau jam dinding sudah menunjukan pukul 05.30. Semalam hujan turun begitu derasnya menghempas dahan dan dedaunan di halaman. Hawa juga masih terasa sangat dingin menusuk.
Aku memasukan beberapa sendok nasi hangat ke kotak makanku. Uap panas menghangatkan wajahku begitu penanak nasi kubuka. Hmm.. hari ini sarapan apa ya? Oh ternyata dia telah menyiapkan beberapa botong baby cumi (ikan sotong) di sebuah piring kecil sebagai lauk sarapanku. Tidak sabar rasanya untuk segera mencicipinya.
Begitu sarapan siap, masih ada yang kurang ternyata. Tapi apa ya? Aku mulai mengingat-ingat apa yang terlewatkan olehku. Iya, dia belum keluar dari dalam kamar. Sedang apa dia didalam kamar begitu lamanya?
Aku mengintip dari balik pintu. Kulihat dia masih termenung sedih di depan meja rias. Tangannya sibuk memegang tisu yang menutupi wajahnya. Merah mulai mewarnai tisu itu. Ternyata dia sibuk mengurusi jerawat yang bertamu di wajahnya. Aku Jeleknya? Begitu tanya nya.
Sambil tersenyum aku menatap dirinya. Tanganku mulai mengelus rambutnya yang lurus dan hitam. Tidak sayang, kamu tetap cantik. Bagiku jerawat bukan penyakit yang mengerikan dan harus disedihkan, begitu jawabku. Yang harus dia tahu adalah, bahwa ada aku yang akan selalu menyayanginya dengan segenap nafasku dan setiap detak jantungku.
Aku memasukan beberapa sendok nasi hangat ke kotak makanku. Uap panas menghangatkan wajahku begitu penanak nasi kubuka. Hmm.. hari ini sarapan apa ya? Oh ternyata dia telah menyiapkan beberapa botong baby cumi (ikan sotong) di sebuah piring kecil sebagai lauk sarapanku. Tidak sabar rasanya untuk segera mencicipinya.
Begitu sarapan siap, masih ada yang kurang ternyata. Tapi apa ya? Aku mulai mengingat-ingat apa yang terlewatkan olehku. Iya, dia belum keluar dari dalam kamar. Sedang apa dia didalam kamar begitu lamanya?
Aku mengintip dari balik pintu. Kulihat dia masih termenung sedih di depan meja rias. Tangannya sibuk memegang tisu yang menutupi wajahnya. Merah mulai mewarnai tisu itu. Ternyata dia sibuk mengurusi jerawat yang bertamu di wajahnya. Aku Jeleknya? Begitu tanya nya.
Sambil tersenyum aku menatap dirinya. Tanganku mulai mengelus rambutnya yang lurus dan hitam. Tidak sayang, kamu tetap cantik. Bagiku jerawat bukan penyakit yang mengerikan dan harus disedihkan, begitu jawabku. Yang harus dia tahu adalah, bahwa ada aku yang akan selalu menyayanginya dengan segenap nafasku dan setiap detak jantungku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar