Selasa, 21 April 2009

Nuansa Hati

Suatu yang hebat dan mempesona ketika dia menyapa dan duduk di sampingku. Masa perkenalanpun mengalir kaku ketika aku menanyakan nomor handphone nya. Ada keraguan dalam diriku apakah dia akan menjawab pertanyaanku yang pribadi itu.

Pancaran dirinya terus menggangguku. Apalagi ketika perbincangan ku mulai mengalir. Walau hanya membicarakan hal-hal yang wajar, namun tetap saja mengasyikkan.

Hari perkenalan berlalu sudah, namun bayang-bayangnya tak mau pergi. Senyumnya sesejuk hawa di pegunungan itu. Pesonanya seperti hamparan birunya langit tiada bertepi.

Kini terasa sungguh semakin aku mengenalnya, serasa semakin aku yakin padanya. Semakin aku jatuh cinta padanya. Kasih yang telah dia tanam, akan selalu berkembang di dalam hatiku. Tak dapat aku jauh dari dirinya. Semakin aku pikirkan, maka serasa semakin dekat. Dialah nuansa ilham yang telah mencerahkan hari-hariku.

Senin, 20 April 2009

Nara


Begitu jam menunjukan pukul 17.30, maka tiada alasan lagi aku untuk tidak segera pulang. Ada atau tidak ada teman satu kendaraan, aku mencari jalan pulang yang lain. Intinya aku harus segera pulang.

Aku memiliki rutinitas baru. Berangkat ke kantor lebih siang dari biasanya, dan pulang tepat begitu jam kantor berakhir. Ini karena Nara, anak aku yang lucu dan menggemaskan.

Walau kadang-kadang aku harus terjaga malam hari mendengar tangisan atau sekedar menenangkan tidurnya, aku tidak peduli. Semua aku lakukan dengan senang hati. Walau mata mengantuk keesokan harinya, tidak masalah. Itu bentuk kasih sayangku pada Nara.

Tidak ada henti-hentinya aku memikirkan Nara. Dia sudah memberikan aku tambahan semangat untuk menjalani hidup ini. Hidup yang semakin lengkap dengan memiliki Istri yang luar biasa dan Anak yang cantik.
Mungkin kamu lelah menerima telponku setiap saat untuk sekedar menanyakan kabar Nara dan kamu. Itu semua Aku lakukan karena Aku kangen dan sayang sama kalian. Aku pengen selalu ada disamping kalian dan melihat kalian tumbuh dan tersenyum.

Terima kasih sayang, kamu telah memberikan aku anak yang luar biasa. Anak yang akan menjadi perekat keluarga dan cinta kita. Semoga Nara bisa tumbuh menjadi anak yang baik dan membanggakan.

Senin, 06 April 2009

My Girl


“Aji, siap-siap ke dokter ya”. Sedikit terkejut, takut campur bahagia ketika mendengar istriku mengucapkan kalimat itu. Tanpa pikir panjang, aku segera memasukkan tas bayi dan tasnya yang sudah aku siapkan sejak 2 minggu lalu. Sembari menunggu dia selesai mandi, aku mulai berfikir pelan-pelan apa lagi yang harus aku persiapkan lagi. Aku berusaha tenang.

Pukul 08.10 Wib aku tiba di RS Bunda Menteng. Karena sudah pernah ikut kelas kehamilan disana, jadi aku tahu rute yang harus aku tempuh. Setelah mendaftar, istriku masuk ke ruang persalinan. CTG dilakukan dan test dalam. Ternyata sudah bukaan 1. Senang dan bahagia menjadi satu. ”Kemungkinan 10 – 12 jam kedepan anak ibu sudah bisa lahir” begitu kata dokter.

Waktu terus berlalu. Istriku tak kunjung mendapat kontraksi yang kuat dan mulas. Dia dengan semangat dan cerita terus menikmati tibanya saat persalinan. Hasil CTG kedua juga menunjukkan kontraksi yang lemah ditambah denyut jantung bayi yang ”silent”.

Pukul 18.00 Wib, 10 jam sudah berlalu. Dokter melakukan kunjungan dan konsultasi. Namun ternyata, bukaan tidak bertambah sedikitpun. Mungkin oleh karena itu istriku tidak merasakan mulas.

Aku diberi 2 pilihan, mau menunggu atau operasi. Tidak ada pilihan induksi karena jantung bayi sempat ”silent”. Kami diberi waktu 3 jam untuk berfikir untuk menghindari hal-hal yang tidak kami inginkan sambil menunggu dokter menyelesaikan praktiknya.

Aku meminta untuk melakukan CTG terakhir kalinya karena istriku ingin lahir normal. Namun, kenyataan berkata lain. Detak jantung bayi gawat. Dia stress. Dokter tidak memberikan kami lagi pilihan. Harus operasi!!!

Setelah berjuang sekian lama untuk lahir, ternyata dia gagal. Dia terlilit tali pusar di leher. Kalau terlambat, akan membahayakan jiwa bayi.

Maka, pukul 22.38 Wib lahirnya putri pertama kami. Lega, senang dan sangat bahagia begitu mendengar tangisannya memecah keheningan malam. Dengan berat 3,1 Kg dan panjang 47 Cm, I.A. Nara Pramodawardani Dauh, begitu kami memberinya nama akan mengisi hari-hari bahagia kami kedepannya. Ratu yang bahagia dan membahagiakan orang lain sudah melihat dunia barunya.

Selamat datang di dunia baru Nara. Nara adalah sumber kebahagian dan kebanggaan baru buat Aji dan Ibu. We Love U So Much...


Lilypie 1st Birthday Ticker

Kamis, 02 April 2009

Surat Buat Ade'

Hari ini tepat ade’ berusia 39 minggu. Usia ade’ dalam kandungan ibu udah cukup untuk lahir kedunia. Ibu pun udah mengambil jatah cuti melahirkannya sejak tanggal 27 Maret kemaren.

Sejak hari itu, hari-hari ibu diisi dengan berbagai kegiatan. Mulai dari belanja kebutuhan ade’, kebutuhan rumah tangga, senam dan beragam aktivitas lainnya. Aji sendiri masih menjalankan kegiatan kantor seperti biasanya.

Sedih memang meninggalkan ibu sendirian untuk menunggu ade’ lahir sedangkan aji sibuk dengan kegiatan kantor. Tapi aji melakukan ini untuk ade’ dan ibu juga. Aji sayang ma Ibu dan Ade’ dan aji mau kalian selalu bahagia, tercukupi apa yang kalian butuhkan.

Rumah ade’ di bukit golf juga sudah siap menyambut ade’. Ibu sudah membereskan sedemikian rupa sehingga nyaman untuk ade’ tumbuh. Mulai dari tempat tidur, lemari, pakaian dan serba-serbinya. Ibu ade’ emang wanita yang luar biasa.

Sabtu besok aji dan ibu sudah punya jadwal untuk ade’. Kita akan melakukan CTG. Aji lupa sih apa kepanjangannya. Tapi fungsinya untuk melihat kandungan secara keseluruhan termasuk daya kontraksi.

Ade’ sayang, tetep berjuang dan semangat ya. Ade’ harus bantu ibu ya. Semoga ade’ bisa lahir sehat dan lancar. Aji yakin ade’ pasti bisa. Ade’ tau? Aji dan ibu udah ga sabar untuk melihat ade’ dan mendengar tangisan ade’.
Uhmm....begitu nanti ade’ bisa memanggil kami dengan sebutan “Aji” dan “Ibu”, itu adalah panggilan terindah di dunia. Aji dan Ibu sayang banget ma Ade’.