Minggu, 21 Maret 2010

Panti Asuhan Tunas Bangsa

Kemarin sore aku mengalami perjalanan yang sungguh luar biasa. Aku, istri Nara dan Mbak Sum berkunjung ke sebuah panti asuhan khusus balita di wilayah cipayung, tepatnya di Jalan Bina Marga No. 79 Cipayung. Nama panti asuhan itu adalah Tunas Bangsa.

Tujuan aku kesana bukan karena faktor ketidaksengajaan tapi karena memang niat untuk kesana. Tanggal 4 April ini Nara akan berulang tahun yang pertama. Aku dan istriku sepakat untuk tidak merayakannya (pesta). Alasannya adalah karena Nara masih terlalu kecil dan belum mengerti serta kami sepakat Nara sejak kecil harus diajarkan berbagi. Oleh karena itu ulang tahun Nara akan dilaksanakan di Panti Asuhan Tunas Bangsa hanya dengan berbagi (dan bukan pesta) dengan kawan-kawannya disana.

Setelah bertanya sana kemarin akhirnya kami berhasil menemukan lokasinya. Sebenarnya tidak susah untuk sampai disana tapi karena aku tidak paham jalan saja jadi terlihat jauh dan ruwet.

Tiba disana kami masuk ke kantor pengasuh dan disambut dengan hangat oleh Ibu Rohaya, salah satu pengasuh disana. Kami memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan kami. Ternyata telpon disana sempat rusak sehingga telpon kami tidak bisa masuk.

Kamipun berkesempatan untuk berkunjung ke kamar balita disana. Begitu pintu di buka, terlihat tawa ceria anak-anak yang sebaya dengan Nara. Mereka tampak begitu bahagia dan sangat lucu. Nara langsung bermain ceria dengan mereka. Bahagia melihat Nara bertemu dengan teman – temannya. Namun di balik itu, hatiku miris. Bagaimana bisa dan tega orang tua meninggalkan mereka, anak yang sangat cantik dan lucu-lucu itu disana?

Banyak kasus yang menyebabkan hal itu ternjadi. Misalnya di tinggal di RS karena tidak sanggup bayar, anak di luar nikah, anak dari ibu yang kurang waras dan diperkosa, dll.

Namun waktu jua yang memisahkan kami dengan anak-anak lucu yang kurang beruntung itu. Sedih rasanya meninggalkan mereka. Apalagi ada salah seorang anak yang namanya Farel, sejak kami tiba disana selalu minta di peluk dan di gendong. Sampai akhirnya dia menangis karena kami harus pulang.

Sampai sekarang masih terbayang wajah – wajah mereka dengan tatapan mata yang sedih melihat kami melambaikan tangan. Kami akan kembali tanggal 4 April 2010 besok kesana. Aku yakin Nara pasti akan sangat gembira bertemu mereka lagi.

Terima kasih istriku sudah memberikan ide yang sangat baik untuk mensyukuri hari ulang tahun Nara yang ke-1. Pengalaman kemarin membuat aku semakin mensyukuri hidup ini karena kita memiliki sebuah keluarga kecil yang sempurna dan bahagia.
NB: Tunggu Foto-Foto Kami Berikutnya..

Senin, 15 Maret 2010

Mimpi Yang Tak Pernah Padam

Entah kenapa semenjak aku tahu sedikit tentang ekonomi negara itu, aku sangat tertarik untuk bisa hidup dan kerja disana. Sebuah negara yang tidak terlalu luas dimana jumlah hewan ternaknya melebihi jumlah pemiliknya sampai dengan rasio 1:6 yang artinya setiap orang disana memiliki 6 hewan ternak. Negara itu adalah New Zealand.

Aku mulai tahu akan keberadaan negara itu sejak SD yang dibahas dalam pelajaran IPS. Kesan pertama begitu menggoda. Dari sekian negara di dunia yang aku pelajari, New Zealand adalah negara yang paling unik dan menarik bagiku.

Semakin aku bertambah umur, semakin tambah pula pengetahuanku. Aku mulai senang berselancar di internet untuk sekedar mengamati perkembangan negara itu. Belum lagi di tambah dengan penayangan film tri logi Lord Of The Ring yang lokasi syutingnya mengambil tempat disana membuat aku semakin kagum akan keindahan alam dan pemandangannya.

Sekarang setelah sekian lama berlalu, mimpi itu tak kunjung padam. Aku masih memendam keinginan untuk hidup disana. Membayangkan alamnya yang masih asri, lingkungan yang ramah, bebas dari polusi dan kemacetan sangat menarik minatku.

Aku membayangkan bisa membesarkan Nara dan menjaga keluargaku dalam lingkungan yang lebih kondusif dan sehat. Mungkin cita-cita itu masih sekedar jadi mimpiku dan belum tercapai dalam waktu dekat ini. Namun aku tidak kecewa karena disini, di negara yang aku cintai ini, aku ditemani oleh Nara dan Istri yang sangat luar biasa.

Jikapun nanti mimpi aku tak tercapai, aku tak mengapa. Tak perlu aku keliling dunia atau tinggal di sana. Yang penting dimanapun aku berada, aku selalu di temani oleh keluarga kecil ku tercinta. Dan aku yak mau jauh darimu.

Kamis, 04 Maret 2010

Bangkok

Bangkok. Hmm...mendengar katanya pun sudah membuat lemas dan tak bersemangat. Apa yang terjadi dengan Bangkok? Kenapa aku begitu tidak senang mendengarnya?

Bangkok adalah salah satu kota di negara ASEAN yang belum pernah aku kunjungi. Seharusnya disana akan banyak hal-hal menarik dan berbeda yang tidak ada di negara ku tercinta, Indonesia. Namun walaupan demikian, tetap saja membuat aku tidak bersemangat walau hanya untuk mendengar namanya.

Salah satu hadiah yang diberikan oleh kantor tempat istriku bekerja ada trip jalan-jalan ke luar negeri bahkan bisa sampai menjelajah dinginnya eropa. Untuk awal tahun ini, hadianya adalah trip ke Bangkok (lagi) selama 4 hari. Wah kebayang deh suramnya rumah tanpa kehadirannya menikmati liburan dan bermain bersama Naraku tercinta.

Aku tahu dia sudah pernah mengatakan untuk menolak trip kali ini karena tidak tahan jauh dari wajah imut dan menggemaskan yang selalu tertawa ceria jika sedang berkumpul bersama. Dia adalah putri kecil kami, NaraChan. Namun apa mau di kata, kantor tidak memberikan ijin untuk tidak berangkat.

Huh...ini pasti akan jadi akhir pekan yang tidak lengkap (lagi) tanpa adanya bersama kami. Ingin rasanya menjemput ke bandara bersama Nara menunggu dia keluar dari pintu kedatangan dan siap menyambut dengan pelukan terhangat dan senyum ceria. Namun kedatangannya di hari kerja. Tapi walau aku dan Nara tidak bisa menyambutnya di pintu gerbang kedatangan, aku yakin begitu dia membuka pintu ruang tamu di rumah mungil kami, sesosok anak kecil cantik dengan rambut keritingnya pasti sudah siap menyambut dan tersenyum lebar bergelayut manja di pelukannya. Tidak sabar untuk segera mengalami hari itu.