Jam sudah menunjukkan pukul 17.30 dan semua laporan harian sudah aku kirimkan, saatnya aku pulang. Baru tiba di halte, bus yang aku tunggu datang. Ah..masih sepi syukurnya. Bus melaju kencang di membelah jalanan Jakarta yang masih lengang ditinggal penggunanya. Semoga jalanan lengang sampai di rumah, harapku.
Aku berusaha memejamkan mata sekedar untuk menghilangkan lelah setelah seharian bekerja. Sayup-sayup suara pemusik jalanan mulai terdengar dan aku terlelap dalam dinginnya bus kota.
Seketika aku terbangun begitu ada orang yang tak sengaja menyenggol bahuku karena hendak turun. Sudah sampai di Cibubur ternyata. Walau mata masih ingin terpejam, namun aku tidak boleh tertidur lagi. Takut tempat aku seharusnya turun terlewatkan.
Sebentar lagi halte tempat aku turun sampai. Aku bersiap mengambil posisi di depan. Sambil menunggu sampai di tempat tujuan, mataku tak sengaja tertuju pada sebuah toko mainan anak-anak yang menjual trolly belanja lengkap dengan isinya yaitu peralatan masak. Hmm...itu mainan yang Nara inginkan.
Sambil menunggu istriku tiba, aku berlari ke arah toko mainan itu yang berjarak kurang lebih 300 meter dari tempat pemberhentianku. Aku berhasil membawa pulang mainan idanam Nara tersebut.
Tiba di rumah, Nara masih belum tidur. Begitu melihat kami datang lengkap dengan mainan barunya, mata dan senyumnya memancarkan kebahagian. Tak sabar ia ingin membuka bungkusnya. “Aji...Ibu..main...masak..mamam..” begitu ucapnya. Kamipun segera menjadi pelanggan dan pencicip masakan Chef Nara dengan menu dan rasa spesialnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar