Kamis, 29 Desember 2011

Amazing Race

Amazing race. Itulah topic outing kantorku untuk tahun ini. Acara tersebut dipusatkan di salah satu pulau tujuan wisata ternama di dunia yaitu Bali. Aku merupakan salah satu panitia untuk kegiatan itu. Melihat susunan acara dan presentasi dari event organizer yang membantu sungguh sangat menarik dan pastinya seru.

Namun aku harus membatalkan niatku untuk ikut acara tersebut. Mbak Sum harus pulang kampung untuk urusan penting, istriku juga harus ada kerjaan kantor yang harus dikerjakan. Jadilah aku cuti panjang mengurus rumah tangga.

Sudah terbayang apa yang akan aku lakukan bersama Nara dari pagi sampai malam. Aku tidak khawatir dengan Nara karena dia anak yang cerdas dan sangat bisa diajak komunikasi. Namun bukan berarti semua selesai. Aku tidak bisa masak. Itu yang menjadi ketakutanku. Nanti Nara makan apa?

Syukur istriku sudah menyiapkan bahan-bahan mentahnya untuk menu pagi sampai malam. Jadi aku tinggal meraciknya saja. Begitu aku mencampurnya, Nara berkata ”Aji bisa masak ya?” Hmm..bisa ga yaa????

Seminggu, 24 jam bersama Nara merupakan suatu yang sangat menyenangkan. Bangun tidur, bermain, mandi, makan sampai tidur lagi merupakan perjalanan waktu yang sangat membahagiakan. Ingin rasanya mengulang nya lagi di kemudian hari.


Amazing race yang aku alami bersama Nara mungkin berbeda dengan amazing race outing di Bali. Tapi aku yakin dan jamin amazing race yang aku alami bersama Nara tidak akan tergantikan dengan amazing race manapun. Ini yang aku namakan The Real Amazing Race.

Terima Kasih, Cinta

Waktu berjalan begitu cepat. Tanpa terasa sudah berada di ambang tahun 2012. Banyak kejadian yang menarik dan menegangkan selama tahun 2011. Kondisi keuangan global yang penuh dengan dinamika dan gejolak menghiasi perjalanan ku di tahun ini.

Tentu saat terjadi gejolak dunia keuangan, hati menjadi cemas dan tidak tenang. Pikiran terfokus bagaimana cara menyelamatkan portfolio yang menjadi tanggung jawab kita. Setiap morning meeting, para dealer dan trader datang dan menyampaikan berita dengan muka tegang. Hari yang berat terbentang di depan, begitu pikirku.

Hari-hari berlalu dengan berita keuangan yang semakin tidak menentu. Rasa khawatir semakin memuncak. Panik serasa ingin berteriak sekaras mungkin melepaskan beban yang menggelayut manja di kepalaku.

Tahun 2011 segera berlalu. Semuanya sudah mulai berjalan dengan normal. Walau masih sedikit riak, namun sinar terang terbentang didepan.

Tahun segera berganti dan aku masih tegar berdiri disini berhasil melaluinya. Itu bukan karena aku hebat atau kuat. Namun ada kekuatan besar di balik itu. Kekuatan itu adalah cinta.

Cinta yang selalu aku dapatkan dari keluarga kecil ku. Pulang ke rumah melihat mereka menantiku dengan senyuman dan pelukan hangat membasuh semua lelahku, memberikanku semangat yang tiada habisnya. Tak akan mampu ku berdiri tegak, terima kasih cinta.

Kamis, 17 November 2011

Melodi Hati

Tiada direncana apa yang terjadi pada hari itu. Awalnya pertemuan itu dirancang hanya untuk perkenalan antar keluarga. Namun yang terjadi begitu cepat dan tak terduga. Cerita mengalir dengan lancar hingga ayahku menyebut rencana pernikahan kami.

Dulu aku menduga itu adalah hanya sebuah mimpi. Namun aku sadari itu adalah sebuah kenyataan. Ada sejuta kata yang ingin aku ucapkan kala itu, namun semuanya tak mampu bercerita. Tentang cinta dan rasa yang ada, hanya bisa aku rasakan. Aku dan dia akan segera berdua.


Pulang kerumah dengan hati berseri dan berbunga-bunga penuh warna warni. Semuanya menghiasi hati nuraniku yang sedang bernyanyi. Melantunkan sebuah lagu melodi yang indah. Begitu bahagianya.

Senin, 07 November 2011

Kehangatan Keluarga

Flight attendant, take off position. Begitu pengumumam pilot pesawat yang mengajakku terbang mengangkasa. Mata memandang jauh ke bawah tempat dimana Istri dan Putri kecilku menanti.

Seminggu bukanlah waktu yang sebentar. Bahkan sangat lama menurutku apalagi itu aku jalani dengan cara jauh dari keluarga tercintaku. Aku mulai menghitung hari. Senin, selasa..jumat, ah begitu lamanya, gumamku.

Hari pertama dan kedua aku lalui dengan cepat. Kesibukan membuat hari berlari tanpa terasa. Syukur hari ketiga aku memperoleh libur. Aku manfaatkan hari itu untuk sekedar jalan-jalan membeli sekedar oleh-oleh buat keluarga tercinta.

Jumat siang, aku semakin tidak sabar. Ingin segera pulang ke hotel dan tidur sehingga hari cepat berlalu.

Sabtu dini hari aku check out dari hotel. Sengaja memilih penerbangan paling pagi agar segera tiba di rumah. Tiba di tanah air, taxi meluncur dengan cepat di jalan bebas hambatan. Begitu pintu aku buka, sesosok putri kecil menyambutku dengan senyuman manjanya. Berpelukan... begitu indahnya. Inilah yang aku sebut kehangatan keluarga. Tiada duanya.

Minggu, 25 September 2011

Pemain Biola

Siang kemarin aku berjalan sendiri menuju sebuah toko musik untuk membeli CD pesanan istriku. Nama penyanyi yang tidak familiar membuat aku susah untuk menemukannya di rak. Akupun bertanya pada penjaga toko dan menunjukkan dimana aku bisa menemukannya. Ahh..ini dia yang aku inginkan, gumamku.

Pembayaranpun selesai dan aku siap untuk kembali ke kantor. Melangkah dari kasir kakiku terhenti. Aku terpana oleh semua video konser yang diputar dalam toko tersebut. Sound System yang memadai membuat suasana sungguh sempurna. Akupun duduk sejelak di ujung sofa sambil menikmatinya.

Tiba pada lagu kedua, mata dan telingaku semakin terfokus ke arah TV layar datar tersebut. Seorang penyanyi oriental menyanyi pada sebuah konser dengan judul lagu ”To Love You More” yang biasa dibawakan oleh Celine Dion.

Sejak awal intro, aku sudah sangat familiar akan lagu tersebut. Lantunan manis biola pembuka lagu membuat pikiranku melayang bebas tanpa beban. Semakin lama, alunan biola semakin membuat aku merasa sangat nyaman. Wanita penggesek biola yang terlihat sangat anggun dalam balutan gaun hitam menjadi salah satu bintang diatas panggung itu. Sangat mengagumkan.

Lagu itu pun berakhir. Aku beranjak dari kursi. Sambil berjalan kembali ke kantor aku membayangkan suatu kelak nanti Nara bisa menjadi pemain biola yang baik seperti yang aku harapkan. Menurutku jika perempuan bisa bermain biola, maka dia akan tampak semakin anggun.

Namun aku tidak akan pernah memaksanya untuk menuruti harapanku. Biarlah Nara yang akan menuntukan sendiri minatnya dimana sejauh ini masih sangat menyukai balet. Hmm..minat yang menarik juga.

Rabu, 21 September 2011

Suara Mungil Putri Kecilku

”Hallooo Aji....” suara mungil itu muncul dari balik telepon dari tempat nun jauh disana. Kaget, senang dan bahagia bercampur menjadi satu dalam hatiku. Untuk pertama kalinya putri kecilku menjawab telepon rumah secara langsung tanpa perantara pengasuhnya.

Cerita mulai mengalir dari ujung sana. Dengan lancar Nara menceritakan apa saja yang sudah dia lakukan dari pagi hingga siang itu. Indah terdengar walau dengan kalimat yang terpatah-patah, sampai akhirnya Nara berkata, ”Aji..udah dulu ya. Nara mau bobo.”

Telepon aku tutup dan kembali ke rutinitasku dengan hati gembira. Aku membayangkan waktu dulu ketika aku masih baru pacaran. Ada perasaan gundah ketika kekasih kita yang kita telepon tidak menjawab telpon kita namun begitu bahagia jika dia mejawab telepon kita pada kesempatan pertama.


Perasaan yang dulu aku alami kini terbangkitkan kembali oleh suara mungil putri impianku. Nara Pramodawardani.

Rabu, 07 September 2011

A Piece of Heaven

Pesawat baling-baling itu mendarat dengan sempurna. Tibalah kami di pulau Lombok. Udara pagi yang cerah menyambut kedatangan kami disana.

Liburan itu telah aku rencanakan jauh hari sebelumnya. Berawal dari perjalanan dinasku disana 3 tahun lalu, aku menceritakan tentang keindahan dan kenyamanan pulau Lombok dan berjanji untuk mengajaknya kesana. Baru tahun ini terwujud dengan sempurna.

Kami memutuskan untuk menikmati indahnya Gili Trawangan, sebuah pulau kecil di Barat Laut pulau Lombok. Berawal dari cerita orang dan hasil penelusuran dunia maya, tibalah kami disana.

Pantai yang jernih dan pasir yang putih menjadi pemandangan yang sangat menentramkan hati. Semua informasi dan cerita yang aku peroleh sebelumnya terbukti sudah. Pulau yang tenang, nyaman dan bebas polusi menjadi nilai tambah destinasi ini.

Tak bosan aku menikmati liburan tersebut dan tanpa terasa aku sudah kembali menginjakkan kaki di pulau Dewata. Masih terngiang dengan jelas liburan di pulau nan eksotis tersebut. Aku merasa pulau itu seperti potongan Surga yang jatuh ke bumi (a piece of heaven), begitu indahnya.

Senyum masih mengembang jika aku memutar kembali memori liburan itu. Apalagi aku telah menikmati potongan surga tersebut dengan ”malaikat-malaikat” yang Tuhan kirimkan kepadaku, keluargaku tercinta. Hmm...heaven on earth.

Minggu, 14 Agustus 2011

Happy Jadian

Happy jadian Ajiku...
I love u more and more everyday...

Kalimat pertama yang muncul pada lacar HP ku membuatku diam seribu bahasa.Sambil melihat kalendar yang terpajang di meja kerja, aku mencari tahu tanggal berapa sekarang ini. Tepat tanggal 12 Agustus 2011.

Aku mulai ingat. Itulah salah satu tanggal penting dalam perjalanan hidupku. Pada tangga itu, beberapa tahun yang lalu, aku secara resmi menyatakan cintaku kepada seorang wanita yang luar biasa yang sekarang menjadi pendamping hidupku dan telah menjadi ibu yang super untuk putri kecilku.

Tanggal itu seolah-olah peletakan batu pertama dalam pondasi sebuah bangunan dimana merupakan bagian terpenting untuk berdirinya sebuah rumah. Dengan pelekat rasa sayang dan cinta, aku yakin rumah ini akan terus kokoh dan semakin hangat untuk seribu tahun kedepan dan selamanya.

Walau aku lupa tanggal itu, namun aku tidak pernah lupa untuk menyayangi dan mencintamu karena rasa itu selalu ada dalam diriku, pikiranku, nafasku, hatiku dan segenap jiwaku.
I love u more and more everyday too...

Rabu, 06 Juli 2011

3rd Anniversary

Dari 1 kekuranganmu, terdapat 1000 kelebihanmu.
Dari seluruh wanita di dunia, hanya kamu yang ada di hatiku.
Dari semua pria di dunia, hanya aku yang mencintaimu dengan sepenuh hati.
Bila tidak ada lagi yang mencintaimu, berarti aku sudah tidak ada lagi di Bumi.

Happy Anniversary.
I love u more and more every day.

Jumat, 01 Juli 2011

Boni

Anjing kecil itu baru 3 bulan melihat dunia. Warnanya coklat dan terlahir sangat sehat. Sejak pertama melihatnya, aku sangat ingin untuk memilikinya untuk teman bermain ku di rumah. Saat itu aku masih duduk di sekolah dasar dan umurku sekitar 8 tahun. Dengan ijin sang pemilik, aku berhasil membawanya pulang.

Boni, begitu aku memanggil anak anjing lucu itu. Sangat aktif dan pintar, Boni menuruti setiap yang aku perintahkan. Makanan kegemarannya adalah ubi rebus dicampur dengan susu putih dalam mangkok makannya.

Makin hari Boni makin tumbuh besar dan sudah tidak boleh lagi berada di dalam rumah. Tubuhnya semakin tambun dan berbulu lebat coklat mengkilap. Sehari-hari boni menjadi penjaga rumah sekaligus teman bermainku.

Sampai akhirnya di usia sekitar 10 tahun, boni tertidur lelap di tempat kesayangannya dan tak pernah bangun lagi.

Saat ini, 22 tahun telah berlalu.....

Aku pulang dari pasar tradisional dengan membawa seekor kelinci berwarna putih dengan motif coklat. Kelinci yang akan menjadi peliharaan kesayangan Nara. Ia sangat senang dengan kelinci barunya.

Sambil melihat dia bermain bersama kelincinya, aku bertanya akan diberi nama apa kelincinya. Dengan lantang dia berkata ”Boni”.

Entah suatu kebetulan atau tidak, pikiranku kembali ke masa kecilku saat Nara menyebut nama itu. Nama anjing kesayanganku. 22 tahun berlalu dan nama itu kembali muncul dalam kelinci kesayangan Nara.


Aku berharap semoga Boni akan bersama kami untuk waktu yang lama sehingga bisa mengajarkan Nara untuk menyanyangi makhluk ciptaan Nya.

Rabu, 22 Juni 2011

Hari Ku Indah

Aku terduduk di teras rumah itu. Dengan tatapan mata memandang jauh ke lorong jalan itu, masih mengharapkan sosok wanita yang aku harapkan akan muncul dari arah sana. Hampir satu jam menanti akhirnya dia datang juga.

Senang bercampur dengan jantung berdebar bercampur menjadi satu. Tangan menjulur menyapa apa kabar. Saat dia menatapku, aku menjadi salah tingkah. Debar jantungku semakin terasa ketika tangannya menggenggam erat tanganku. Sejak itu, ku langsung jatuh hati padanya.

Waktu semakin berlalu, semakin hari semakin ku kenal dirinya dan semakin pula aku ingin dia selalu menemaniku menjalankan sisa waktuku.

Hari-hari yang kujalani semakin terasa indah. Dua hati menjadi satu langkah dan aku akan menikmati keindahan ini selamanya.

Kamis, 19 Mei 2011

Lembang

Setelah hampir menempuh 3 jam perjalanan, aku tiba di sebuah wilayah datarang tinggi yang bernama Lembang. Terletak di utara Bandung, Lembang merupakan wilayah hawanya masih sangat sejuk.

Masuk wilayah yang mulai menanjak, hawa sejuknya sudah mulai terasa. Terbayang indahnya embun pagi saat aku membuka pintu dan jendela kamar. Akan kubiarkan segarnya udara pagi mengisi penuh paru-paruku dan menyegarkan pikiranku.

Aku mendapat kamar yang unik dimana bentuknya mengacu pada rumah tradisional di Jawa Barat. Mulai terpikirkan tiga hari disana pasti tidak akan pernah cukup. Nara dan Istriku mulai menjelajah wilayah penginapan yang sangat luas dan ditata begitu alami dihiasi dengan danau kecil dengan ikan-ikan yang berenang dengan riangnya. Begitu indahnya. Sejenak melupakan ruwetnya kota Jakarta dengan menikmati hijaunya alam pegunungan.

Pagi menjelang, matahari memancarkan sinarnya yang hangat. Nara dan Istriku sudah tidak sabar untuk segera menikmati indahnya suasana sambil menikmati sejuknya udara. Dengan berlari-lari kecil Nara mengajak kita untuk sekedar menggerakkan badan, sedikit berolahraga.

Naik kuda adalah topik utama selama aku di Lembang. Entah kenapa, Nara begitu menyukai menunggang kuda. Dari kuda poni sampai kuda yang besar tak luput menjadi tunggangannya. Senyum ceria selalu terparcar dari wajahnya yang lucu.


Tiga hari berlalu saatnya aku kembali ke rutinitasku. Meluncur turun menuju kota Jakarta. Masih terbayang jelas dalam pikiranku bahagianya 3 hari menikmati liburan bersama. Tak peduli kemanapun aku pergi, tapi dengan siapa aku pergi itu yang paling penting. Menikmati hari dan waktu bersama keluarga kecilku tercinta merupakan anugrah yang tak terkira nikmatnya, walau "hanya" di Lembang.

Rabu, 06 April 2011

"Profesor ASI"

Sabtu pagi adalah hari yang tepat untuk bermalas-malasan. Setelah seminggu bekerja, maka menarik selimut dan kembali meringkuk diatas kasur yang empuk adalah pilihan yang sempurna.

Namun 3 bulan sebelum putri kecil ku lahir, hari sabtu bukan lah menjadi hari untuk bisa bangun siang. DI RS Bunda, tempat Nara lahir ada kelas persiapan untuk melahirkan dan menyusui. Kelas tersebut dilaksanakan pukul 8 pagi dan demi mendukung suksesnya proses melahirkan dan menyusui, maka dianjurkan bagi calon ayah juga ikut kelasnya. Parenting father, demikian mereka menyebutnya.

Istriku sejak awal memang sangat berniat memberikan ASI, nutrisi terbaik, bagi Nara. Untuk itu dia yang biasanya lebih ”sungkan” untuk bangun pagi di hari sabtu menjadi orang yang mendambakan segarnya udara pagi. Ternyata banyak hal-hal yang baru yang menarik dan wajib aku ketahui dalam persiapan menjadi seorang ayah dan mendukung suksesnya proses menyusui. Aku menjadi sangat bersemangat dan tidak sabar untuk mengikuti kelas berikutnya. Salah satu point penting yang aku ingat adalah bahwa sukses tidakny ASI adalah 80% karena pikiran dan 20% karena makanan. Sebuah rumus yang menarik, begitu pikirku.

Hari lahir Nara tiba, ASI tidak bisa keluar. Istriku yang awalnya tenang menjadi panik karena tekanan lingkungan. RS Bunda yang sangat mendukung ASI terus memberi dukungan dan motivasi. Aku berfikit mungkin karena lelah usai melahirkan yang membuat ASI di hari pertama dan kedua tidak sukses. Segala upaya aku lakukan untuk mendukungnya. Syukur Nara juga sangat koperatif dengan tidak banyak merengek dan menangis walau tidak memperoleh ASI. Aku bisa lebih tenang karena di kelas diajarkan anak baru lahir bisa tidak minum selama 2x24 jam.

Pijat, doa dan semuanya dilakukan. Akhirnya hari ketiga ASI mengalir dengan derasnya, bisa memenuhi asupan nutrisi terbaik untuk Nara. Kulkas penuh dengan stok ASI beku. Sungguh pemandangan yang indah dan membanggakan.

Enam bulan berlalu, Nara sukses dengan ASI ekslusifnya. Itu membuat Nara tumbuh sehat dan kuat. Dengan tujuan selalu memberikanyang terbaik, dia tetap memberikan ASI untuk Nara, sampai saat ini, 2 tahun lamanya.

Enam bulan berlalu, dia berhak atas gelar ”Sarjana ASI”

Satu tahun berlalu, dia berhak atas gelar ”Master ASI”

Satu setengah tahun berlalu, dia berhak atas gelar ”Doktor ASI”

Dan dua tahun berlalu, dia sekarang menyandang ”Profesor ASI”

Gelar yang sangat membuat aku bangga dan terharu karena aku percaya dan yakin perjuangannya selama ini tidaklah mudah. Banyak hambatan (lingkungan) yang harus dia lawan demi kepercayaan dan keyakinannya atas karunia terbaik yang Tuhan berikan untuk anak yang kita cintai.

Selamat ”Profesor ASI” ku. Aku bangga kamu sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk Nara tercinta. Mudah-mudahan perjuangan dan pengalamanmu memberikan inspirasi dan motivasi bagi ibu-ibu lainnya untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi putra-putri tercinta.

Senin, 04 April 2011

Dua Tahun NaraChan Ku

Sebuah tangisan yang aku tungguh pecah juga. Merdu terdengar menghiasi sunyinya malam. Tanggal 4 April 2009, tepat dua tahun yang lalu, putri kecilku melihat dunia untuk pertama kalinya. Aku berharap dia akan menjadi seorang Putri atau Ratu yang baik, selalu ceria dan memberikan keceriaan pada semua, maka kuberi dia nama Ida Ayu Nara Pramodawardani Dauh.

Sejak saat itu, Nara selalu memberikan warna ceria pada keluarga kecilku. Rumah yang dulu hanya diisi oleh suara kami berdua, kini diwarnai oleh suara tangisan dan rengekan putri kecil tercinta. Dari sekedar minta ASI sampai karena tidurnya terganggu oleh ulah nyamuk kecil yang ”gemas” melihat kulitnya yang wangi.

Dua tahun berlalu dan Nara tumbuh semakin sehat dan ceria. Tingkah polahnya kadang membuat bibir keriting namun tetap saja bisa tertawa atau tersenyum melihatnya. Menari dan bernyanyi sesuka hati, menghibur kami semua.

Dua tahun umur Nara sekarang. Selama itu pula aku sudah sangat menikmati dan mensyukuri warna cerah yang dia berikan kepada keluarku kecil ku. Aku sangat bersyukur atas anugrah dan karunia ini. Di hari ulang tahun Nara yang kedua ini, aku berdoa semoga panjang umur serta Nara tumbuh jadi anak yang sehat, pintar, selalu ceria dan memberikan keceriaan pada semua sesuai dengan nama yang ku berikan kepadanya.

Selamat ulang tahun Nara, Aji dan Ibu sayang banget sama Nara.

Senin, 21 Maret 2011

We're A Happy Family

Menonton televisi. Hmm..itu mungkin salah satu kegiatan langka yang bisa aku lakukan setahun belakangan ini. Selain karena harus berangkat pagi pulang malam, televisi jadi ajang monopoli putri kecilku tercinta. Dari lagu anak-anak lengkap dengan tari-tariannya sampai ke boneka-boneka lucu yang menari dan bernyanyi dalam bahasa asing menjadi menu wajib sehari-hari. Lama-lama aku semakin akrab dengan syair-syairnya dan mengajakku kembali ke masa kecilku.

Namun, dari sekian lagu yang aku dengar, ada sebuah lagu yang benar-benar membuat aku seperti melihat apa yang sedang aku alami dan jalani. Lagu tersebut berjudul ”I love U” yang dinyanyikan oleh Barnie sebuah boneka besar berwarna ungu. Ternyata lagu itu juga menjadi salah satu lagu favorit Nara.

Walau telinga ini kurang terbiasa dengan bahasanya, aku berusah menangkap tiap syair dan kalimat lagu tersebut. Salah satu baitnya berbunyi seperti ini:

I love you, you love me
We’re a happy family
With a great big hug and kiss from me to you
Won't you say you love me too?

Aku tidak tahu apakah Nara mengerti arti lagu tersebut, karena dia sangat sering menyanyikannya. Namun setiap kali dia mendengar lagu ini, Nara selalu mengajak kami untuk bergandengan tangan membuat sebuah lingkaran kecil dan menari bersama. Sesudah itu, maka pelukan hangat pasti akan mendarat dengan nyaman pada tubuh kami. Dengan tubuh mungilnya, dia memberikan pelukan terhangat dan ciuman yang membuat kami merasa menjadi orang tua yang paling beruntung di dunia.
Di kala waktu senggang dalam pekerjaan sehari-hari, aku sering tersenyum kecil dan tertawa sendiri jika mengingat lagu tersebut. Kembali membayangkan tingkah polahnya yang lucu dan menggemaskan. Setelah lama membayangkan keceriaan itu, aku sampai pada sebuah kesimpulan yang membuat aku semakin bersyukur akan karunia ini. Ya, we’re a happy family.

Jumat, 18 Februari 2011

Sepucuk Surat Di Kuala Lumpur

Dear ajiku sayang...

Ji, ibu pulang duluan ya ke Jakarta.
Aji baik-baik ya disini. Ga sabar pengen cepet hari kamis biar bs ketemu aji lagi.
Aji jangan sedih ya kita tinggal. Kan nanti hari kamis ketemu lagi. :)
Huaaa... blm apa-apa ibu udah kangen sama Aji.

Oke, take care ya sayangku. Jangan Lupa makan, makan jangan yang aneh2x biar ga sakit perut.
Nanti kabar2xi aja ya..

Ibu dan Nara sayang aji.
Thank you ya udah ngajak keliling Malaysia.
Thank you for the great amazing wonderful two days here.

Love you,
Ibu & Nara

Hmm....begitulah isi otentik dari surat yang membuat aku kuat untuk menjalankan tugas ku disana. Sedih memang ketika hanya mendapati sepucuk surat di atas meja hotel, tanpa kehadiran sang penulisnya dan malaikat kecilku.

Tapi itu semua aku lakukan karena aku sayang mereka. Aku ada untuk mereka dan aku melakukannya hanya untuk mereka dan keluarga kita.

Rabu, 26 Januari 2011

Kasih Ibu

Sore itu jalanan cukup lancar. Aku melaju dengan nyaman. Hari itu aku bersama Nara akan menjemput Ibu di kantor. Sepanjang perjalanan, Nara duduk tenang di kursi depan. Walau merasa tidak nyaman dengan seat belt yang mengikatnya, dia tetap terlihat ceria.

Hampir 15 menit melaju dari Cibubur. Sepanjang jalan itu juga Nara selalu bersenandung. Walau dengan kata-kata yang belum jelas betul, namun aku bisa menangkap arti dan lagu apa yang sedang dia nyanyikan. Nara lagi suka menyanyikan lagu ”Kasih Ibu”.

Dengan raut wajah yang selalu ceria, dia menyanyikan dan mengajak aku bernyanyi. Entah kenapa, tiba-tiba aku bisa merasakan dalamnya makna lagu ini walau sudah mengenalnya sedari aku kecil.

Ibu, sebuah kata yang sederhana namun sangat bermakna. Ibu, menggambarkan sosok seorang wanita yang rela memberikan apa saja yang dia miliki dalam hidupnya untuk anak dan keluarganya.

Sambil bernyanyi, aku melihat Nara yang sedang duduk manis di depan. Sudah hampir dua tahun umurnya. Dalam hati aku berkata, tanpa peran besar istriku, tak akan mungkin dia bisa tumbuh dengan sempurna. Sudah banyak pengorbanan yang dia berikan untuk Nara. Tidur berkurang karena sering terbangun malam hari, memberikan pengertian dengan sabar saat Nara mulai bertingkah, dan banyak lagi lainnya. Semua itu dia lakukan hanya karena satu kata, yaitu Kasih.

Kembali pikiranku melayang jauh ke masa lalu. Aku teringat dimasa aku sering membuat hati Ibuku sedih. Ada kalanya aku yang sengaja atau secara tidak sengaja membuatnya begitu. Namun aku sadar, dia tidak pernah membenciku karena dia begitu mengasihiku.

Aku dan Nara adalah 2 orang manusia yang sangat beruntung di dunia ini. Memiliki Ibu yang penuh kasih sayang, membuat kita tumbuh dengan baik, mengorbankan segalanya hanya untuk kita dan tak pernah meminta balas budi. Bagai sang surya yang menyinari dunia, kasih ibu tak terhingga sepanjang masa.

We love you Ibu.

Senin, 24 Januari 2011

Kuala Lumpur

Email konfirmasi itu datang. Aku akan berangkat ke Kuala Lumpur untuk belajar. Senang campur sedih menjadi satu. Senang karena aku mendapat kesempatan belajar disana dan sedih karena harus meninggalkan keluarga tercinta walau hanya seminggu.

Cukup lama aku merenung apa yang harus aku lakukan. Kuala Lumpur, kata beberapa orang bukan tempat yang enak untuk dikunjungi. Tidak ada bedanya dengan Jakarta, begitu mereka meyakinkan.

Tidak diam begitu saja, aku mulai mencari info mengenai Kuala Lumpur. Dari hasil penelurusan via dunia maya, banyak tempat yang menarik perhatianku. Akhirnya aku putuskan untuk berangkat terlebih dahulu bersama keluarga kecilku.

Pesawat kebanggaanku melesat ke angkasa. Melayang jauh menjelajah dunia. Senyum putri kecilku mengembang. Tak sabar segera tiba. Hampir 2 jam berlalu pesawatku mendarat dengan sempurna. Segera membuka peta dan memulai petualangan.

Setelah kenyang makan siang, kami mulai mengelilingi kota dengan menggunakan bus pariwisata. Hop on Hop off nama bus nya. Nara begitu gembira. Terutama ketika kita berhenti di taman (Lake Garden) yang luas dan nyaman. Ditambah lagi Nara melihat hewan favoritnya yaitu kuda. Semakin ceria dan tertawa riang.

Banyak titik perhentian yang kita lewati dan nikmati. Tak terasa sampai ke tempat tujuan berfoto yaitu menara petronas yang termasyur. Lengkap sudah bukti perjalanan kita.

Genting adalah salah satu tempat favoritku. Suasana yang dingin dan indah membuat aku begitu betah. Hampir seharian aku disana bersama Nara dan Istriku. Belum lagi mainan kesukaan Nara ada disana. Kuda. Iya cuma itu yang dia suka. Pulang ke kota dengan wajah lelah namun menyenangkan.

Akhirnya waktu itu tiba. Mereka harus kembali ke Jakarta terlebih dahulu. Dari pagi aku sudah merasa tidak enak. Terbayang pulang ke hotel tanpa melihat senyum dan keceriaan mereka berdua. Aku berusaha kuat dan menyembunyikan air mata yang sudah membasahi pipiku.

Senang dan bahagia bisa berlibur dengan mereka. Walau kurang dari 3 hari, namum kualitas liburan tersebut sangat besar aku rasakan. Tak sabar untuk menikmati liburan berikutnya bersama mereka.