Sabtu, 06 Oktober 2012

Garuda Indonesia - My Pride

Naik pesawat? Hmm..itu hanya mimpi bagiku. Waktu aku kecil, hanya segelintir maskapai yang menguasai angkasa nusantara tercinta dan harga tiket begitu tinggi. Mendengar cerita saudaraku yang kebetulan sudah pernah mencicipi terbang mengangkasa membuat aku terpana. Begitu nikmatnya kah terbang naik pesawat?

Sejak saat itu, aku ingin sekali menjadi seorang pilot. Dengan jadi pilot, aku bisa terbang ke mana saja dengan gratis, begitu pikirku. Aku mulai mencari-cari informasi persyaratan apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pilot.

Suatu saat, di sebuah iklan televisi swasta, aku melihat sebuah iklan (jingle) yang membuat tekadku semakin kuat untuk menjadi seorang pilot. Iklan itu membuat aku sangat bangga akannya. Iklan itu adalah iklan maskapai Garuda Indonesia. Kira-kira begini penggalannya:

Garuda Indonesia, melentangkan sayapnya
Hantarkan dunia saksikan indahnya Indonesia...

Akhinya pada tahun 2003, dengan tabunganku aku berhasil membeli tiket pesawat Garuda Indonesia dengan tujuan Denpasar – Jakarta. Kalau tidak salah, harganya IDR600,000 (setelah diskon harga untuk mahasiswa). Nikmatnya terbang, gumamku. Pesawat itulah yang mengantarkanku untuk menempuh sidang kelulusanku.

Sejak saat itu, cinta dan kebanggaanku tidak pernah luntur. Kemanapun aku pergi, jika ada penerbangan Garuda Indonesia kesana, pasti menjadi pilihanku. Sering aku ditertawakan kenapa pilih Garuda Indonesia sedangkan seharusnya bisa mendapat jatah maskapai asing terkenal yang katanya lebih bagus? Jawabku karena aku nyaman dan bangga dengan Garuda Indonesia. Apalagi dengan jingle ”Kebanggaanku” membuat aku semakin bangga dengan milik negeri sendiri.

Sekarang, aku bukanlah seorang pilot. Karena suatu hal, aku tidak bisa mewujudkan cita-citaku itu. Namun, kebanggaanku tidak pernah luntur bahkan aku tularkan kepada anak dan istriku. Maju terus Garuda Indonesia.

Fly high, my pride...

Post Card Dari Negeri Seberang

Aku masih terlalu kecil untuk mengingat semuanya. Kira-kira saat itu masih kelas 4 SD. Setiap Pak Pos datang, kami berebut untuk menerima selembar port card dari Mama yang sedang kuliah di Australia.

Dengan kata pembuka ”Untuk Budi Sayang” Mama mulai menceritakan kabarnya disana dan bertanya bagaimana kabarku di rumah. Aku tidak ingat apakah aku pernah membalas setiap post card yang Mama kirimkan, namun aku ingat bagaimana senangnya menerima kabar dari Mama selain tentu koleksi perangko bergambar kangguru atau koala, binatang khas negeri seberang.

Senin, tanggal 24 September 2012 Mama kembali ke sana untuk meneruskan studinya. Walau cuma untuk waktu 3 bulan, tapi kenapa aku merasa itu waktu yang sangat lama? Mungkin aku merasa dejavu masa kecilku, atau mungkin saat Mama berangkat aku tidak bisa mengantar ke bandara karena sedang terbaring lemas di rumah.

Namun, sekarang paling tidak aku sudah bisa berkirim kabar via surat elektronik atau SMS jika tarif telepon internasional masih terhitung mahal. Sama seperti post card, SMS atau e-mail selalu aku tunggu dan aku janji pasti akan aku balas secepat yang aku bisa.

Sampai jumpa 3 bulan lagi Mom. Good luck programnya. We miss u...

Saat Terindah

Saat terindah adalah saat dia datang dan mendaratkan kecupan terhangatnya di pipiku

Saat terindah adalah saat dia meyambutku di depan pintu dengan senyum manisnya

Saat terindah adalah saat dia tidur lelap di pangkuanku

Saat terindah adalah saat pelukannya mendekap hangat tubuhku

Dan...saat terindah adalah saat aku ada bersama, menghabiskan dan menikmati waktu dengan Istri dan Narachan ku...