Setiap malam, sebelum tidur, aku selalu berdoa bersama Nara. Matram dengan
indah terlantun dari bibir mungilnya. Seluruh doa yang berjumlah 6 bait dengan
lancar dia lafalkan.
Setelah berdoa dengan mantra Tri Sandya, dia menambahkan dengan doanya
sendiri. ”Tuhan, semoga Aji, Ibu, Nara dan Adik Gita selalu sehat dan selamat
ya”, begitu ucapnya.
Selesai sembahyang, kami pun berbicang singkat mengenai aktifitas
bermainnya hari ini. Dia sangat senang dan bersemangat menceritakan sepatu
rodanya. Jatuh tidak membuatnya jera, namun semakin bersemangat.
Aku hanya mengatakan kalau bermain juga harus hati-hati agar tidak celaka.
Bukan anggukan yang aku peroleh namun sebuah pelukan erat dan hangat yang dia
berikan. ”Nara juga ga mau Aji celaka karena Nara sayang Aji. Nara mau
bersama-sama dengan keluarga kita terus dan tidak terpisahkan”.
Suatu pelukan dan ucapan yang sangat meneduhkan dan indah. Andaikan Ibu dan
Gita juga mendengar langsung ucapan itu, pasti kita akan berpelukan bersama.
Iya kita berempat.
Nara sudah menjadi anak dan kakak yang luar
biasa. Dan Aji yakin kita berempat pasti akan menjadi keluarga yang selalu
bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar