Hari masih masih gelap. Aku sudah bersiap untuk berangkat. Sayup-sayup
masih bisa aku dengar doa melantun dari rumah ibadah di ujung sana.
Di dalam kamar, aku melihat 1 bidadari dan 1 malaikat kecil ku sedang
tertidur dengan nyenyak. Perlahan aku cium mereka agar mereka tidak terbangun
dari mimpi indahnya. Perlahan aku buka pintu dan masuk ke kamar Nara. Disana
satu lagi malaikat ku juga sedang tertidur lelap.
Sambil berjalan ke tempat bus parkir, aku merenung. Betapa indahnya dunia
dikelilingi oleh 1 bidadari dan 2 malaikat kecilku. Hmm..terbayang bagaimana
lucu dan imutnya wajar mereka saat tidur.
Membelah jalanan Jakarta yang padat, akupun tiba di kantor. Mulai ku
persiapkan peralatan kerjaku. Tiba-tiba telpon ku berbunyi. Ku buka pesan dari
istriku. Sebuah foto yang sangat luar biasa.
Kedua malaikat kecilku sedang bermain ”salju” di kamar. Malaikat yang
sangat imut ketika tertidur, memjadi malaikat yang sangat menggemaskan ketika
bermain. Kamarpoun berubah menjadi putih, begitu juga bagian tubuh mereka.
Tak kuat aku menahan tawa dan mensyukuri nikmat
karuniaNya. Mereka bermain bersama dan saling menyayangi. Mudah2an Nara dan
Gita tetap menjadi kakak dan adik yang saling menyayangi, menajdi kebanggaan
dan kebahagiaan Aji dan Ibu.
:
FI'>Tiba Nara masuk ke kamarnya dan memulai mengamil pensil dan buku gambarnya.
Duduk dan tekun Nara mulai menggoreskan pensilnya.
Tadi pagi aku hendak berangkat ke kantor. Aku masuk ke kamarnya dan di meja
aku temukan sebuah gambar. Ternyata Nara menceritakan tentang kematian Que Que
dan menuliskan sebuah doa semoga Que Que selamat di surga.
Terharu aku membacanya. Tak lupa aku bersyukur dan memanjatkan doa semoga
Nara tetap menjadi anak yang ceria, berempati tinggi dan tetap penuh dengan
kasih sayang.
Terima kasih Que Que telah memberikan dan
mengajarkan Nara untuk selalu menyayangi sesama ciptaan Tuhan walau hidupmu
hanya sebentar.