Sempat sedih juga setelah tahu kalau Jumat, 14
September 2018 lalu Sheila on 7 mengadakan konser di Balai Sarbini Jakarta. Sedih
kenapa aku tidak tahu sehingga tidak bisa ikut merasakan langsung aura
keceriaan konser tersebut. Walau akhirnya bisa menonton via youtube, tetap saja
auranya berbeda.Bagiku, Sheila on 7 (So7) bukan hanya sebuah group band dengan
lagu-lagu hitsnya.Mereka adalah bagian dari sejarah perjalanan hidupku.
Tahun 1999 aku memutuskan untuk kuliah di Depok,
jauh dari keluarga tercinta dan teman sepermainan. Semasa awal aku tinggal di
asrama adalah masa-masa terberatku. Dengan jumlah kamar sekitar 400, asrama
pada saat itu hanya dihuni sekitar 30-40 orang mahasiswa baru dari berbagai
wilayah di Indonesia. Mahasiswa lama dan mahasiswa baru hasil UMPTN belum
masuk.
Sebulan pertama, aku harus
mengikuti kuliah matrikulasi di kampus Salemba. Berangkat pagi bersama
teman-teman baru, balik pada siang hari ke asrama. Masuk ke kamar tanpa
televisi, handphone atau perangkat hiburan lainnya. Hanya ditemani sebuah radio
dan alat pemutar lagu kaset (tape). Saat hari masih terang, aku bisa
menghabiskan waktu untuk menghilangkan rasa kangenku dengan melamun di danau,
melihat orang mancing. Malam hari adalah saat yang aku paling takuti. Sepi dan
tidak ada yang bisa aku lakukan untuk sekedar mengusir rasa gundahku.
Mulai ku ambil galon kosong.
Kupukul dan kunyanyikan sebuah lagu dari So7. Suaraku memecah kehengingan
malam, mengisi ruang hampa asramaku. Yang aku lakukan hanya bernyanyi, sambil
menepuk galon hingga aku lelah dan tertidur. Besok, aku ulangi,ulangi lagi dan
lagi. Dan lagu So7 selalu jadi peneman malam-malam sepiku.
Akhirnya aku berhasil bertahan.
Asrama mulai penuh dihuni dan kegiatan kuliahku mulai mengisi hari-hariku.
Kesibukan mulai bisa membuatku menjauh dari rasa kangenku. Sekarang, aku masih
berdiri disini. Lagu-lagu So7 telah menjadi penjaga dan pengisi hari-hari dan
masa-masa sepiku dulu. Saat menonton konser itu, aku biarkan pikiranku melayang
bebas. Kubiarkan persaanku menyatu ke masa lalu sampai puas. Selama 2 jam 40 menit
lebih aku menyaksikan konser tersebut via handphone. Aku tersenyum.
Terima kasih So7 telah menjadi peneman hari-hari
sepiku dan membuatku masih tetap berdiri disini sampai hari ini. Semoga suatu
saat nanti, aku bisa menyaksikan secara langsung mereka bersenandung dan
membuat aku bergoyang dayung.