Awal tahun 2009, kandungan istriku sudah mulai besar. Perutnya pun semakin buncit. Tidak tahan berlama-lama berkendara walau bantal sudah mengganjal di punggungnya. Akhirnya untuk sementara aku memutuskan”pindah rumah” ke kawasan setiabudi.
Setiap pagi, aku mengantarkan istriku jalan-jalan pagi di Taman Suropati, taman yang indah dan nyaman di tengah kota Jakarta. Dengan perut buncitnya dia masih sempet berpose dengan lucunya.
Waktunya pun tiba. Kami berangkat ke RS Bunda Jakarta. Masuk ke ruang pra bersalin, istriku mulai menjalani tes CTG. Tampak raut wajah bahagia campur takut terpancar jelas. Hasilnya pun terlihat bagus dan normal.
Setelah hampir 12 jam menunggu, Nara tak kunjung lahir. Hasil test terakhir menunjukan kalau Nara terlilit tali pusar di leher. Dokter tidak memberikan lagi kami pilihan. Istriku harus di operasi. Takut akan jarum suntik membuat air matanya membasahi pipinya melebihi takut karena persalinan.
Dan akhirnya lahirlah Nara, anak yang telah kami nantikan untuk mengisi rumah kecil kami yang hangat. Nara telah menjadi putri di istana kecil kami.
Ini kira-kira wajah Nara waktu berumur 1-2 minggu.