Kamis, 08 Oktober 2009

"Andaikan Kau Datang"

Bus biru besar itu tampak kosong dari luar. Aku bergegas naik kedalam. Aku mulai mencari tempat duduk. Masih ada beberapa kursi tersisa di barisan belakang. Setelah bus melaju di dalam jalan bebas hambatan, musisi jalanan segera memainkan lagu-lagu andalannya.

Sampai tiba pada satu lagu yang sayup-sayup aku dengar dengan judul ”Andaikan Kau Datang” dari Koes Plus. Entah kenapa saat mendengar lagu itu pikiranku melayang ke masa-masa kuliah dulu.
Dari jendela kamarku, aku menghirup udara pagi yang segar. Asrama tempat aku tinggal berada di ujung kampus yang dikelilingi oleh hutan yang lebat dan danau yang indah. Cerahnya dunia penuh dengan senyum ceria menyapa. Pikiran murni dan keseimbangan dalam hidup membuat aku seolah-olah melangkah tanpa beban.

Sejarah aku tiba di kampus itu tidak terlepas dari ijin papa. Dia yang memegang ”paspor” keberangkatanku. Dengan penuh kesungguhan aku berusaha meyakinkannya kalau aku pasti bisa disana. Ijin itu aku peroleh dengan berbagai catatan yang harus aku patuhi.

Aku teringat setiap surat yang aku terima dari papa pasti tak sabar segera ku buka. Tulisan tangan yang khas dan sulit dibaca tidak memudarkan niatku untuk membacanya. Pesan - pesan yang memberikanku kekuatan dan semangat telah membimbingku sehingga aku berhasil lulus dengan tepat waktu.

Lagu itu mulai memasuki lirik terakhirnya. ”Lagu ini, kuakhiri”, begitu lantun musisi itu, sekaligus mengakhiri perjalanan kilas balikku berhenti di halte komdak. Melangkah turun menuruni bus, masih terngiang-ngiang senyum dan sms terakhirnya sebelum aku ditinggal tidur. Papa mengatakan kalau aku tidak boleh lupa bawah aku sudah punya keluarga sendiri, jaga, cintai dan sayangi Istri dan Anak-anakmu kelak.


Pesan yang singkat, padat dan penuh makna yang pasti akan aku jalani dengan segenap kemampuanku seperti apa yang telah papa berikan kepada mama dan anak-anak papa yang selalu bangga dengan papa.

2 komentar:

Ray & Etty mengatakan...

jadi keingetan asrama juga neh bud, menyesal, kenapa tempat dan waktu yang indah di asrama tidak aku pergunakan sebaik mungkin untuk belajar, so hasilnya menjadi tidak optimal.

Bumi dan Langit mengatakan...

Habisnya godaan bermain lebih besar daripada godaan untuk belajar sih, hihihihi