Selasa, 24 November 2009

Air Hujan

Air hujan dengan deras jatuh ke bumi. Hawa udara pagi semakin menusuk dingin. Aku berjalan ke luar rumah hanya sekedar ingin melihat suasana pagi. Mendung dan gelap. Itulah suasana yang terekam pagi itu.

Lama aku termenung di sudut sofa itu sambil membayangkan betapa bahagianya para tumbuhan mendapat siraman kesejukan setelah setengah tahun kemarin tertimpa cahaya matahari yang panas menyengat. Bunga di taman kecil rumahku mulai menampakkan keindahannya.

Masih pagi, aku bergumam dalam hati. Mau mandi, tapi dingin. Masih terbayang enaknya kalau aku bisa melanjutkan tidur lelapku. Aku berjalan ke dapur untuk sekedar minum segelas air putih yang dapat mengusir rasa malasku.

Setelah cukup lama aku berputar – putar dari halaman depan rumah sampai ke belakang, aku memutuskan untuk segera mandi. Aku menyempatkan diri untuk mampir ke kamar tidurku sekedar untuk mengintip mereka tidur. Tampak dia dan Nara tidur dengan gaya yang sama. Tidur menyamping lelap sekali.

Aku berlutut di samping mereka. Ingin tertawa rasanya melihat pemandangan lucu itu. Tapi aku takut membangunkan mereka. Aku hanya bisa tersenyum kecil bahagia. Aku memiliki keluarga kecil yang sangat aku cintai. Mereka selalu membuat aku bahagia seperti bunga-bunga di taman kecilku yang indah dan ceria disiram segarnya air hujan.

Kamis, 12 November 2009

Selamat Hari Perkawinan Papa Dan Mama

Belum genap setahun ketika hembusan angin yang menembus masuk kamar itu berusaha membasuh derasnya air mataku. Desirnya semakin membuat suasana hening mencekam. Lama aku terdiam memandangi tempat dimana papa terbaring meninggalkan kami dalam tidurnya yang tenang.

Tak pernah ku bayangkan dan ku pikirkan kalau itu sangat cepat terjadi. Tak bisaku menyangkal sakitnya hati ini ketika papa pergi untuk selamanya. Lamanya waktu sangatlah relatif. Tapi bagiku, waktuku untuk mengenal papa cuma 28 tahun merupakan waktu yang sangat singkat. Aku berusaha berfikir seberapa kita hidup di dunia tidaklah penting, namun apa yang telah kita lakukan selama hidup adalah yang paling penting. Dan papa telah banyak melakukan hal penting dan sangat berkesan selama hidupnya.

Tiba saatku aku musti melepas kepergian papa. Air laut ”membawa” papa kembali menghadap Sang pencipta. Itulah saat terakhirku melihat papa. Kembali jatuh air mataku menangis pilu. Aku hanya bisa mengucapkan selamat jalan papa.

Walau sekarang aku tidak bisa lagi melihat papa di dunia ini, tapi aku yakin papa selalu ada untukku apalagi di hari ini, hari jadi perkawinan papa dan mama. Pa, Budi ingin mengucapkan selamat hari perkawinan Papa dan Mama. Hari perkawinan bukanlah hari menyatunya 2 manusia tapi 2 cinta. Manusia boleh pergi, tapi cinta Papa dan Mama selalu hidup abadi. Itulah yang akan budi ikuti dan jalankan sampai hanya waktu yang bisa memisahkan.

Seperti aku sampaikan diatas, banyak hal penting dan berkesan yang telah papa lakukan selama hidupnya. Inilah salah satu hal yang paling penting dan paling berkesan yang telah papa lakukan untukku.



Papa telah memberikanku sebuah keluarga yang sangat sangat aku cintai dan banggakan. Budi akan jaga dan cintai keluarga Budi dengan sekuat tenaga dan sepenuh hati seperti yang papa inginkan dan telah papa tunjukkan kepada kami.

Selasa, 03 November 2009

Upacara Naraku

”Flight attendant, landing position”. Deru roda pesawat yang keluar dari badannya mulai memecah desing mesin pesawat. Aku kembali ke dunia nyata. Sekitar 4 hari aku habiskan waktuku untuk pulang ke Bali bersama keluargaku.

Kepulangan kali ini sangat singkat. Tujuan utama untuk melakukan upacara 6 bulanan (otonan) Nara. Dulu aku sempat bingung, ingin mengadakan upacara di Jakarta atau di Bali. Dari segi biaya, kalau dilaksanakan di Jakarta pastinya akan jauh lebih murah. Namun hati kecilku memberontak. Aku ingin melihat Nara menikmati upacaranya di tanah leluhurnya sesuai dengan pesan almarhum kakeknya.

Upacara otonan berjalan lancar. Bahagia melihat Nara bisa berkumpul dengan keluarga besarnya. Walau sedikit diwarnai dengan tangisan Nara yang kelelahan dan kepanasan, namun semua dapat berjalan sukses.

Pesawat mendarat. Nara tertidur lelap di pangkuan setelah lelah bercanda selama penerbangan. Sambil menunggu pintu terbuka, aku berdoa karena telah sampai dengan selamat. Dalam doaku, ada sedikit rasa sedih tersisa. Sedih karena Papa tidak bisa hadir melihat kebahagianku. Namun, aku yakin papa melihat kebahagianku dari atas sana. Liatlah Pa kebahagian Budi sekarang. Bahagia memiliki mama yang kuat dan hebat, adik yang dewasa dan luar biasa, kakak yang mandiri serta keluarga yang sangat budi sayangi dan banggakan. Semua berkat doa dan bimbingan papa. Liat pa, budi begitu bahagia. Sangat bahagia.