”Flight attendant, landing position”. Deru roda pesawat yang keluar dari badannya mulai memecah desing mesin pesawat. Aku kembali ke dunia nyata. Sekitar 4 hari aku habiskan waktuku untuk pulang ke Bali bersama keluargaku.
Kepulangan kali ini sangat singkat. Tujuan utama untuk melakukan upacara 6 bulanan (otonan) Nara. Dulu aku sempat bingung, ingin mengadakan upacara di Jakarta atau di Bali. Dari segi biaya, kalau dilaksanakan di Jakarta pastinya akan jauh lebih murah. Namun hati kecilku memberontak. Aku ingin melihat Nara menikmati upacaranya di tanah leluhurnya sesuai dengan pesan almarhum kakeknya.
Upacara otonan berjalan lancar. Bahagia melihat Nara bisa berkumpul dengan keluarga besarnya. Walau sedikit diwarnai dengan tangisan Nara yang kelelahan dan kepanasan, namun semua dapat berjalan sukses.
Pesawat mendarat. Nara tertidur lelap di pangkuan setelah lelah bercanda selama penerbangan. Sambil menunggu pintu terbuka, aku berdoa karena telah sampai dengan selamat. Dalam doaku, ada sedikit rasa sedih tersisa. Sedih karena Papa tidak bisa hadir melihat kebahagianku. Namun, aku yakin papa melihat kebahagianku dari atas sana. Liatlah Pa kebahagian Budi sekarang. Bahagia memiliki mama yang kuat dan hebat, adik yang dewasa dan luar biasa, kakak yang mandiri serta keluarga yang sangat budi sayangi dan banggakan. Semua berkat doa dan bimbingan papa. Liat pa, budi begitu bahagia. Sangat bahagia.
Kepulangan kali ini sangat singkat. Tujuan utama untuk melakukan upacara 6 bulanan (otonan) Nara. Dulu aku sempat bingung, ingin mengadakan upacara di Jakarta atau di Bali. Dari segi biaya, kalau dilaksanakan di Jakarta pastinya akan jauh lebih murah. Namun hati kecilku memberontak. Aku ingin melihat Nara menikmati upacaranya di tanah leluhurnya sesuai dengan pesan almarhum kakeknya.
Upacara otonan berjalan lancar. Bahagia melihat Nara bisa berkumpul dengan keluarga besarnya. Walau sedikit diwarnai dengan tangisan Nara yang kelelahan dan kepanasan, namun semua dapat berjalan sukses.
Pesawat mendarat. Nara tertidur lelap di pangkuan setelah lelah bercanda selama penerbangan. Sambil menunggu pintu terbuka, aku berdoa karena telah sampai dengan selamat. Dalam doaku, ada sedikit rasa sedih tersisa. Sedih karena Papa tidak bisa hadir melihat kebahagianku. Namun, aku yakin papa melihat kebahagianku dari atas sana. Liatlah Pa kebahagian Budi sekarang. Bahagia memiliki mama yang kuat dan hebat, adik yang dewasa dan luar biasa, kakak yang mandiri serta keluarga yang sangat budi sayangi dan banggakan. Semua berkat doa dan bimbingan papa. Liat pa, budi begitu bahagia. Sangat bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar