Selasa, 19 Desember 2017

Jelajah Dongeng

”Aji, mau ikutan acara jelajah dongeng ga?’ begitu pesan masuk dari istriku ke WA. Aku pikir, baiklah sekalian kita jalan-jalan dan liburan, apalagi tempatnya juga asyik dibawah kaki Gunung Salak.

Hari yang dinanti tiba, namun tenryata istriku kurang sehat. Anak-anak yang sudah sangat bersemangat sempat sedih karena ga jadi berangkat. Namun tekad istriku kuat, ”ayu kita berangkat, begitu katanya”.

Akhirnya kita berangkat dan tiba di Sasaungan Cunang Curug Nangka, Bogor. Dan tepatnya sangat indah dan asyik. Tidur di saung bertingkat dan begitu buka jendela, Gunung Salak yang agung langsung menyapa kita. Anak-anak tidak hentinya bermain riang.

Jelajah dongen adalah sebuah acara yang diadakan oleh komunitas dongeng yang percaya bahwa dongeng adalah salah satu cara yang efektif dalam menyampaikan pesan-pesan kebaikan ke anak-anak. Selain itu, mendongeng juga bisa menciptakan keintiman dengan anak-anak kita.

Acara dimulai dan anak-anakpun senang. Mereka menyimak, ikut bernyanyi dan bercerita. Para orang tua pun termenung kagum. Ternyata di era modern dan digital ini, dongeng bisa digunakan menyampaikan pesan yang sangat baik. Mereka menggunakan teknologi untuk mendongeng.

Dua hari disana, sangat menyenangkan. Anak-anak ingat semua kebaikan yang disampaikan dan ikut mengamalkan. Apalagi seperti Nara dan Gita yang lebih suka mendengar daripada membaca. Orang tua juga diajarkan bagaimana cara mendongeng sehingga bisa lebih menyenangkan buat anak-anak. Akhirnya, semuapun senang dan bergembira.

Mudah-mudah acara ini bisa sering dilaksanakan dan menyebar kebaikan untuk anak-anak dan untuk masa depan dunia yang lebih baik.





Andrea Bocelli

Bus berjalan melambat karena padatnya kendaraan yang ingin masuk ke jalan tol. Gerbang tol Semanggi terasa sudah tidak mampu menampung sekian banyaknya mobil. Aku mengambil handphone, memasang earphone dan membuka youtube. Mataku langsung tertuju pada duet David Foster dan Andrea Bocelli.

Aku sudah sering mendengar kehebatan David Foster dalam merangkum dan bermain musik. Aku juga sudah sering mendengar kehebatan Andrea Bocelli dalam melantunkan nada-nada indah. Namun Andrea Bocelli, aku sama sekali belum pernah melihatnya dia tampil.

Ku pencetlah video tersebut. Kebetulan mereka berduet menyanyikan lagu Natal. Mungkin ini suasana natal sehingga yang muncul lagu bertema itu. Mereka mulai memainkan musik dan bernyanyi. Akupun terdiam. Andrea Bocelli ternyata memiliki suara yang sangat luar biasa. Tidak henti-hentinya aku kagum akan suara indahnya dan hanyut dalam alunan musik yang menentramkan. Suara indahnya tiada duanya.

Melalui pengalaman itu, aku semakin disadarkan bahwa Tuhan menciptakan setiap orang itu unik dengan segala ”kekurangan” dan kelebihannya. Aku juga baru tahu kalau Andrea Bocelli tidak bisa melihat. Namun dibalik ”kekurangannya”, Tuhan memberikan anugrah suara yang luar biasa. Aku semakin diingatkan untuk mensyukuri segala karunia Tuhan ini karena Tuhan selalu sayang kepada seluruh umatnya. 

Rabu, 06 Desember 2017

Remember Me

Minggu kemarin aku diajak Istri dan anaku untuk nonton ke bioskop. Aku iyakan juga ajakannya walau sabtu besok aku ada ujian sertifikasi. Ya udah, santai dulu setelah lelah belajar.

Musim libur sekolah, banyak film anak-anak yang bagus dan mendidik. Lampu dimatikan, filmpun mulai diputar. Alur demi alur aku nikmati cerita itu berjalan. Mulai masuk ke pertengahan, aku mulai termenung seolah-olah aku melihat sebagian diriku ada di cerita itu.

Berangkat pagi, disaat mereka sedang tertidur lelap. Pulangpun kadang mereka sudah tertidur pulas dan hanya bisa memandangi wajah para malaikatku tidur tenang. Beberapa kali juga aku harus meninggalkan mereka karena ada tugas kantor. Di kala itu, kita hanya bisa berjumpa via suara atau video call.

Dalam hati ini, selalu ada mereka. Bahkan disetiap bait doaku, aku tidak pernah lupa untuk mendoakan mereka. Dalam renunganku, aku ingin hari-hari cepat berlalu dan segera tiba akhir pekan. Saat itulah, mereka kembali dalam pelukanku sehari penuh.

Inspirasi: Coco (Disney Pixar – Remember Me)

Minggu, 12 November 2017

Cinta Terbagi Tiga

Dulu, dihari pernikahan kita 7 Juli 2008 aku pernah berjanji kalau cintaku sudah terkunci dan tak akan ada perempuan lain lagi di hatiku. Namun ternyata aku salah. Sekarang Cintaku sudah terbagi ke tiga perempuan dan malaikat yang sangat luar biasanya, sumber segala energiku. Dia adalah kamu dan mereka.


Bali, Aku Pasti Akan Kembali

Tanggal 13 – 24 Oktober kemarin aku pulang ke Bali, tanah kelahiran tercinta. Kali ini aku memilih penerbangan dari Bandara Halim Perdana Kusuma, dekat dengan rumah. Pesawat berkelir hijau itu melesat ke udara, mengantar aku pulang. Birunya laut di Bali menyambutku hangat. I am Home.

Selama di Bali, aku mengikuti rangkaian upacara Meligia, yang artinya menyucikan dan mendoakan roh (atma) Papa, Jikwah dan leluhur agar mendapat tempat terbaik dan bisa membimbing kami selalu anak-anaknya di dunia.

Rangkaian upacara kami lalui dengan baik. Berangkat pagi, pulang malam. Kadang akupun harus menginap agar tidak kelelahan. Hujan dan panas aku lalui bersama dengan semua anggota keluarga. Kesibukan tiada tara tak membuatku gentar. Dengan segala puji Tuhan, acara dan upacara itu sudah berjalan dengan sangat baik.

Balik ke Jakarta, aku hatiku hampa. Sebagian hatiku tertinggal disana. Aku kangen suasana keakraban dan kekeluargaan itu. Bagaimanapun, aku tidak bisa lepas dari keluarga dan tanah kelahiranku. Jiwaku tetap disana walau ragaku entah dimana. Satu yang bisa aku janjikan saat ini adalah, Bali aku pasti akan kembali.



Texas Fried Chicken

Kemarin aku mengantar putri kecilku untuk bermain futsal acara sekolahnya. Perempuan, tapi ikut main futsal. Yang penting Gita senang. Acaranya di Lippo Mal Keramat Jadi, sekitar 20 km dari rumahku.

Ternyata mall nya lucu juga. Banyak playground buat anak-anak dan tentu saja tempat makan yang ramah di kantong. Selesai bermain, sepertinya mereka lapar. Texas Fried chicken menjadi pilihan mereka.

Aku duduk begitu makanan terhidang, sedangkan anak-anak sibuk bermain. Aku termenung. Aku ingat dimana Papa dulu sering mengantar aku untuk makan Texas FC di Libi, seputaran kota Denpasar. Papa juga sering mengajak adik-adik sepupuku untuk makan disana. Waktu itu, makan ayam goreng tepung itu sangatlah mewah.

Saat itu aku masih kecil, masih belum mengerti bagaimana kami bisa makan disana dengan penghasilan papa saat itu. Tapi itulah papa. Dengan segala kesederhanaanya, dia membuat semua orang bahagia. Mungkin papa sangat irit di beberapa hal agar kami bisa merasakan kelezatan ayam goreng itu.

Papa sangat sering mengajarkanku untuk selalu hidup sederhana. Syukuri apa yang kita punya dan gunakan apa yang dibutuhkan. Prinsip hidup itu yang selalu aku coba terapkan sampai saat ini dan berusaha aku turunkan ke anak-anak.

Texas FC, dimana Papa selalu membuat kami bahagia dan lahap dalam menyantap ayam goreng. Ah Texas Fried Chicken, kamu semakin membuat aku kangen Papa. 


SMA 1 Denpasar

”Bu, saya permisi dulu, ada tugas OSIS.” Dan nyaris sebulan aku menghilang dari keriuhan ruang kelas. Tahun 1997/1998 dimana aku sering sekali minta ijin untuk menunaikan kegiatan OSIS dan kadang melakukan kenakalan anak SMA.

Oktober tahun 2017. Akhirnya aku berkesempatan untuk ”pulang” kembali ke sekolah yang sudah mendidik dan membesarkanku dengan segala kasih sayangnya. Begitu nakalnya dan sering bolosnya aku di sekolah, Guru-guru tetap sayang kepadaku. Kali ini aku ”pulang” dengan keluarga lengkapku.

Masuk ke halaman sekolah, aku merasa kembali ke waktu dimana aku melihat pengumuman penerimaan sekolah pertama kalinya. Masuk ke sekolah, mataku jauh memandang, pikiranku jauh melayang. Sudah lebih dari 17 tahun aku meninggalkan sekolah tercinta ini. Banyak yang berubah. Aku lihat kemajuan yang semakin pesat. Tapi rasa cinta dan kebanggaanku tak bernah berkurang.

Ku ketuk ruang guru dan nyapa salah satu guru kesayanganku. Beliau Guru Kimia. Namanya Bu Lia Jelita. ”Cari saya?”, begitu sapanya. ”Iya bu, saya Budi Yudhistira”. Rona ceria tergambar dari wajahnya, aku berusaha untuk menahan air mataku. Bu Lia masih ingat betul denganku. Banyak hal yang Bu Lia ceritakan ke Istri dan Anak-anak yang membuat aku tersipu malu.

Melangkah ke ruang kelas, menyapa pembina OSIS ku, Pak Loper (baca: Lover) Winarta dan Pak Suartha. Kembali aku berusaha menahan air mataku. Banyak cerita mengalir dan dari cerita beliau aku tahu kalau beberapa guru-guru yang sangat sayang kepadaku sudah pensiun. Bu Alit Witari, Bu Indrawati, Bu Sri, dll. Mudah-mudahan aku masih diberi kesempatan untuk bertemu beliau dikesempatan berikutnya. Aku sangat kangen beliau.

Banyak hal yang ingin aku ceritakan dan ngobrol dengan Guru—guru di sekolah. Namun waktu juga yang harus mengakhiri pertemuan singkat kami. Kebanggaanku semakin tebal, cintaku tak akan pernah pudar, wahai SMA 1 Denpasar.

Tak gentar, menghadapi segala tantangan
Jebol maju bina Bangsa
Mengisi Negara Pancasila
Mengisi kepribadian Bangsa
Itulah semangat pelajar
Mengabdi tanpa mengharap apa
Itulah patriot paripurna
SMA 1 Denpasar (2x)

(Mars SMA 1 Denpasar)


Senin, 04 September 2017

Nilai Yang Abadi

Beberapa hari yang lalu, aku membaca sebuah berita tentang Ahok di media online. Sudah lama juga tidak kudengar berita tentangnya. Namun entah kenapa, begitu aku baca berita itu, rasa sedih menyelubungi kalbu. Kangen rasanya akan sosok Ahok yang selalu menyampaikan pikiran dan tindangan dengan lugas, jujur dan tanpa kompromi.

Dia yang tidak menjual kemiskinan untuk sebuah suara, mengangkat harkat dan derajat orang banyak justru dengan teganya disakiti seperti itu. Mungkin baru sebatas ini kemampuan dan kecerdasan berdemokrasi di bangsa ku tercinta ini, begitu aku menerka-nerka melihat apa yang sudah terjadi.

Aku disini sedih, mungkin Ahok disana sedang bermeditasi, menyelami setiap sudut ruang kehidupan dan spiritualnya. Aku yakin setelah keluar nanti, dia akan menjadi sosok yang lebih kuat dan lebih bersinar.

Sosoknya memang selalu dinanti dan dirindukan. Namun walau sosok dan raganya dipenjara, pikiran dan nilai-nilai yang sudah dia ciptakan akan selalu abadi dan menjadi panutan bagi kita semua yang mencitai negara ini.  

Kasih Sayang dan Keadilan Tuhan

Tahun 2015 adalah tahun yang berat bagiku. Tahun dimana aku merasa berada pada titik nadir dalam karir dan pekerjaanku setelah melalui tahun-tahun yang luar biasa dan penuh karunia.

Hari-demi hari aku lalui dengan berat hati, seolah-olah rasa syukur menjahui diri. Bulan berlalu dan tak terasa sudah hampir 4 bulan aku merasa seperti ini. Sampai pada suatu hari, saat pulang kantor, aku terjebak dalam kemacetan yang luar biasa. Dengan pikiran yang carut marut, aku memasang handsfree dan memencet sebuah nomor telepon. Aku menelepon istriku.

Cerita mengalir sederas air sungai mengalir. Semua aku tumpahkan karena dia adalah lautan yang luas yang bisa menamung air sungai yang kotor ini. Dibalik telepon, aku dengar dia tersenyum. Tidak ada nada emosi, hanya nada yang sejuk.

Banyak hal yang dia sampaikan dan membuat aku tersentak. Ternyata, sengaja atau tidak sengaja aku sudah melakukan kesalahan yang fatal. Tanpa kusadari, setelah melalui tahun-tahun yang luar biasa, aku lupa diri. Syukur terucap, namun ego pun meningkat. Kebanggaan diri naik, kesadaran diri menurun.

Apa yang terjadi dengan diriku? Apakah Tuhan tidak sayang lagi kepadaku? Aku masih memanjatkan doa kehadapanNya. Namun kenapa bisa begini?

Dari ujung telepon, dia tersenyum. Iya, kebiasaan mu memang masih sama. Tapi coba dipikir dan direnungkan kembali. Belakangan ini, itu kegiatan ritual atau spiritual? Terhenyak dan terhentak aku dibuatnya. Ternyata belakangan waktu ini aku ”lupa” dan ”menjauh” darinya.

Kembali aku mendengar nasehatnya. Tuhan itu sayang banget sama kamu, namun jangan lupa Tuhan itu juga maha adil. Sekarang Tuhan sedang ”menyentil” kamu supaya kamu kembali berpijak ke bumi dan tidak melayang diangkasa.

Tak terasa, air mata menetes. Aku terdiam. Semua yang dikatakannya benar. Dalam sisa perjalanan pulang, aku merenung semua ucapanya dan masih bersyukur bahwa aku masih selamat sampai saat ini. Keyakinanku semakin kuat. Tuhan Maha Penyayang dan Maha Adil. Aku cuma bisa memohon, jika aku salah, maka Tuhan menghukumku dengan Kasih SayangNYa, dan bukan KeadilanNya, seperti hukuman kasih sayang yang sudah pernah aku rasakan tahun 2015. 

Jumat, 11 Agustus 2017

Nikmat Yang Harus Kita Syukuri

Banyak hal penting dan karunia yang sudah aku dan kita peroleh sepanjang hidup ini. Aku mencoba untuk mencatat beberapa diantaranya, hal-hal, karunia dan rejeki besar dalam perjalanan ku setiap tahunnya dimulai dari tahun aku masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP).

1993 : Aku lulus EBTANAS Sekolah Dasar (SD) dengan nilai yang sangat baik dan     masuk SMP Negeri favorit
1994 : Menjadi salah satu instruktur untuk penerimaan adik kelas baru dimana ini salah  satu kegiatan yang sangat menarik
1995 : Menjadi Bendaraha OSIS di SMP Negeri 10 Denpasar
1996 : Lulus EBTANAS SMP dengan nilai yang sangat baik sehingga bisa diterima di Sekolah Menengah Atas (SMA) terbaik di Bali
1997 : Masuk kelas unggulan dan terpilih menjadi instruktur penerimaan adik kelas baru
1998 : Menjadi ketua OSIS SMA 1 Denpasar
1999 : Lulus SMA dan mendapat PMDK untuk bisa kuliah di Universitas Indonesia (UI)
2000 : Memiliki HP Nokia 3110
2001 : mejadi pengurus di Kelompok Studi Mahasiswa UI
2002 : Menyelesaikan semua SKS dengan nilai yang baik
2003 : Lulus kuliah di UI dan bekerja di tampat idaman saat itu (Ernst & Young)
2004 : Promosi mejadi Associate di Ernst & Young dan keluar Negeri pertama kali dalam hidup
2005 : Pidah ke Mandiri Sekuritas dan membeli rumah di Bukit Golf
2006 : Pindah ke Dealing room dan membeli mobil pertama walau mobil tua
2007 : Kenalan dengannya dan mendapat promosi di Mandiri Sekuritas
2008 : Menikah dengannya di bulan Juli
2009 : Lahirnya anak kita Nara
2010 : Pindah ke Bank Internasional Indonesia (Sekarang Maybank)
2011 : Promosi menjadi Senior Manager di Maybank, membeli mobil baru tapi bekas, dan jalan-jalan ke Singapore dengan keluarga tercinta
2012 : Jalan-jalan ke Singapore, Hongkong, Malaysia dan Turki, kamu pindah kerja ke TBWA dan beli mobil baru pertama kita
2013 : Melunasi KPR Rumah dan KPM Mobil kita dan mendapat prmosi menjadi Assiatant Vice President di Maybank
2014 : Lahirnya putri kecil kita Gita dan mulai membangun rumah baru kita di Bali
2015 : Mendapat Promosi menjadi Vice President di Maybank, jalan-jalan ke Malang dan Jogja
2016 : Liburan ke tempat impian kita yaitu New Zealand bersama Mama dan Anak-anak
2017 : Liburan ke Pulau Komodo, Jepang dan...(tahun ini belum selesai).

Banyak rejeki, karunia dan hal penting yang sudah diberikan Tuhan kepada kita. Daftar ini hanya sebagian dan bukan ditujukan untuk pamer namun sebagai pengingat kita untuk selalu bersyukur atas karuniaNya karena : JANGAN RISAUKAN NIKMAT YANG BELUM KITA PEROLEH, TAPI RISAUKAN NIKMAT YANG BELUM KITA SYUKURI (Imam Ali)

Rabu, 09 Agustus 2017

7 Juli 2008 - 7 Juli 2017

Lagu kenangan itu terdengar sayup-sayup dari kejauhan. Aku berusaha mencari arah sumber lagu yang berjudul Bunga di Tepi Jalan itu. Semakin lama semakin jelas kudengar lantunan lagu dari Sheila on 7 dan Erwin Gutawa (Tribute to Koes Plus) namun semakin kucari, semakin aku tidak menemukannya.

Termenung aku dibuatnya dan aku pun lelah untuk mecari sumber suara nyanyian lagu itu. Aku memilih untuk menikmatinya daripada sibuk mencarinya. Mata menerawang jauh ke sudut jendela bus, melayang jauh ke arah sebuah Pura nan indah di bawah kaki Gunung Salak yang agung.

Pikiran mulai melayang jauh ke tahun 2007 dimana pertama kali aku mengenalnya. Masih tergambar jelas senyum mengembang dan perasaan gembira begitu mendapat nomor pribadinya.

Tidak sampai setahun kemudian, tepatnya 7 Juli 2008 dia tidak lagi menjadi bunga indah di tepi jalan. Namun dia sudah menjadi penghias, penghangat dan pengharum rumahku. Dia adalah segalanya untukku.

Aku terbangun dari lamunanku. Lagu itu semakin keras terdengar. Ahh.. ternyata lagu itu bersumber dari kenangan indahku. Bunga di tepi jalan yang kupetik dan akan ku jaga seumur hidupku. Happy anniversary sayangku. Kita baru menjalankan 9 tahun hari-hari indah bersama dan masih banyak lagi hari, bulan  dan tahun kedepan yang semakin  indah yang akan kita nikmati bersama sampai akhir umur. Aku sayang kamu. 

Jumat, 23 Juni 2017

Japan Trip – Liburan Keluarga Hari 9

Liburan kita telah usai. Ini adalah hari terakhir kami di Jepang. Menghabiskan waktu pagi hari di hotel, kitapun siap pulang ke negeri tercinta Indonesia. Karena koper sudah berat dan masih ada sisa uang sedikit, maka kita memberanikan diri naik taksi ke Bandara. Jarak dari hotel ke Haneda adalah 6.5 km. Sengaja kita pilih hotel yang dekat dengan Bandara supaya waktu tempuhnya tidak lama.




Tim Dinosaurus sudah berhasil menjalankan misi liburan keluarga bersama anak-anak di Jepang tanpa tour guide. Banyak hal yang kita bisa petik dari liburan ini. Bagaimana kita menghargai waktu, belajar budaya mereka dan semoga Indonesia bisa mengejar bahkan melebihi pencapaian mereka dalam segala hal tertutama budaya malu dan antri.

Mungkin beberapa tips yang bisa kita rangkum dari perjalanan ini:

  1. Tiket pesawat beli saat travel fair karena jauh lebih murah
  2. Beli JR Pass jika ingin pindah-pindah kota karena jauh lebih murah dan tidak ada biaya tambahan selama kita menggunakan JR Train. JR Pass bisa kita atur mulai awal berlakunya sesuai dengan jumlah hari yang kita beli. 
  3. Bawa tas yang nyaman di gendong karena akan sering membawa perbekalan makan dan minum
  4. Cari hotel yang dekat dengan stasiun dan tempat makan
  5. Bawa pakaian secukupnya karena disana kita bisa mencuci dengan harga yang murah
  6. Pastikan punya aplikasi google maps. Jika masih belum paham, bisa bertanya karena rata-rata stasiun di Jepang besar dan banyak jalur keretanya
  7. Jangan takut traveling dengan anak-anak karena selain traveling dengan anak jauh lebih menyenangkan,  disana juga sangat nyaman, child friendy, stroller friendly dan bisa bawa koper kemana-mana dengan aman dan nyaman.  
  8. Cek prakiraan cuaca sehingga tidak salah kostum
  9. Hindari naik taksi kalau tidak terpaksa karena tarifnya mahal banget. 

Japan Trip – Liburan Keluarga Hari 8

Waktu kita sudah habis di Kyoto dan saatnya balik ke Tokyo dengan kembali menggunakan Shinkansen. Waktu tempuh dari Kyoto ke Tokyo adalah 2 jam dan 40 menit menggunakan Shinkansen Hikari.


Tiba di stasiun Tokyo kita sangat lapar. Maka tempat makan menjadi incaran utama sebelum lanjut belanja terakhir di Tokyo.

Di Tokyo kita menginap di Sotetsu Fresa Iin Tokyo Kamata. Hotel ini enak karena hanya berjarak 200 meter dari stasiun JR Kamata. Dan tentu saja disekeliling hotel banyak tempat makan yang enak.

Kita menemukan tempat makan sushi yang sangat enak. Harga murah dan lokasinya sangat dekat dengan Hotel. Akhirnya kita bisa mencicipi sushi di rumahnya. Nyamm enak banget.



Tips: Cari hotel yang dekat dengan stasiun, sumber makan dan tempat belanja sehingga tenaga, biaya dan waktu dapat dimanfaatkan dengan baik.

Rute: Stasiun Tokyo – Stasiun JR Kamata

Japan Trip – Liburan Keluarga Hari 7

Anakku yang pertama bernama Nara. Kebetulan di Jepang juga ada kota Nara. Jadi tujuan kita hari ini adalah mengajak Nara ke “kotanya”.


Perjalanan dimulai dari stasiun Kyoto menggunakan JR Nara Line sampai stasiun Nara dan dapat ditempuh sekitar 57 Menit. Perjalanan menuju kota Nara dihiasi oleh pemandangan Desa di Jepang yang rapi, teratur dan tenang. Perjalanan 57 menit tersebut tidak akan pernah merasa bosan.


Tiba di Stasiun Nara, kita membeli one day pass untuk bus (Nara Loop) dimana berhenti dan kembali ke Stasiun Nara dengan kode bus No. 2. Tujuan utama kami adalah ke Nara Park dimana taman yang sangat luas itu dipenuhi oleh rusa yang jinak dan bisa diberi makan.


Hati-hati, walaupun jinak, Rusa tetaplah hewan yang bisa menggigit, menendang, atapun menyeruduk. Nara kena gigit rusa di pahanya karena dia membawa makanan rusa namun rusa yang datang menghampirinya lumayan banyak.


Anak-anak sangat senang disana karena selain tamannya luas, tempatnya juga rindang dan bisa bercanda ria dengan para rusak yang jinak. Kami menghabiskan waktu sampai siang hari disana. Beli es krim dan makan cemilan untuk mengganjal perut karena susah mencari tempat makan siang.


Lanjut menggunakan bus no. 2 kami menuju halte no. 13 dimana disana ada perkampungan yang rumah-rumahnya berarsitektur asli dan tradisional Jepang. Desa itu sungguh indah dengan segala keunikan bangunan asli Jepangnya.





Puas menikmati kota Nara, kembali ke Kyoto dengan kereta yang sama.

Tips: Bawa makan siang, minum dan cemilan yang cukup karena susah mencari tempat makan disini. Tetap waspada dengan rusa karena mereka tetaplah hewan yang bisa menggigit, menendang dan menyeruduk. Beli one day pass bus Nara loop dan minta peta serta jadwalnya. Ini jauh lebih murah kalau kita suka mampir-mampir dan naik turun bus.

Rute: Stasiun Kyoto – Stasiun Nara PP. Di Kota Nara naik Bus Nara loop yang ada setiap 10 menit sekali.  

Japan Trip – Liburan Keluarga Hari 6

Hari ke-6 ini kita habisnya menikmati kota Kyoto. Rencana dari pagi adalah mengunjungi Nijo Castle yang terkenal itu. Nijo Castle dibangun pada tahun 1603 oleh Tokugawa Leyasu, Shogun Pertama. Dipintu gerbang sudah bisa kita baca penjelasan singkat dari sejarah Castle ini.


Tiket masuk ke Nijo Castle adalah JPY 400 untuk dewasa dan JPY 200 untuk anak-anak. Seperti biasa, dibawah 6 tahun gratis. Masuk Castle sudah disuguhi gerbang besar yang memisahkan Castle dengan dunia luar.




Dari penjelasan oleh penjaga loket, Castle ini bisa dikelilingi sekitar 2 jam. Kebayangkan bagaimana luasnya Castle ini.


Masuk ke Bangunan utama, dilarang untuk menggunakan sepatu, makan maupun foto-foto. Masuk ke ruangan utama itu aku mulai membayangkan bagaimana kehidupan kerajaan Jepang jaman dahulu seperti tergambar di film-film dan mencoba merasakan detak jantung kehidupannya.



Castle ini juga dilengkapi oleh menara penjaga, taman yang luas serta bangunan pendukung lainnya. Sungguh agung tempat ini, begitu gumam ku.








Selesai mengelilingi Nijo Castle, kita beranjak ke Nishiki Market. Tentu target utamanya adalah belanja dan makan. Nishiki markets ini isinya makanan lucu-lucu dan menggoda untuk dicoba. Satu baby gurita disantap dengan harga JPY 300. Kitapun beli oleh-oleh disini. Harga lumayan dengan kualitas yang bagus.





Tips: Ke Nijo Castle bawa air minum yang cukup karena jalannya jauh dan air minum baru ada lagi di pintu keluar. Ke Nishiki Markets, cobalah makanan lucu-lucu itu. Sayang saja kalau udah kesana tapi tidak mencobanya.

Rute: Daiya RyokanStasiun Gojo (Karasume Line) – Stasiun Karasume Oike. Sambung naik Tozai Line – Stasiun Nijojo-mae. Ke Nishiki Market dari Stasiun Nijojo-mau naik Karasume Line balik ke Stasiun Karasume Oike. Dari Stasiun jalan sekitar 1 km. 

Japan Trip – Liburan Keluarga Hari 5

Ini adalah hari yang paling membuat aku khawatir karena di Kyoto ini kita akan menginap di penginapan yang bergaya tradisional Jepang (Ryokan). Pada suka dan betah ga ya para anggota tim ku ini? Begitu kekhawatiran ku dalam hati. Ah semoga saja mereka suka supaya kita juga bisa merasakan menjadi orang Jepang.


Turun di stasiun Kyoto yang hanya berjarak 30 - 40 menit menggunakan kereta ekspress, kita berjalan menyusuri menara Kyoto dan gang-gang kecil menuju ke Ryokan kita yang namanya Daiya Ryokan. Ternyata jaraknya dari stasiun tidak terlalu jauh sekitar 700 meter.


Kesan pertama di Kyoto adalah suka. Kota ini tidak seramai Tokyo dan tentu saja banyak rumah makan kecil di gang-gang kota yang sangat menarik perhatian kita. Maklum kalau perut kenyang, hati jadi senang.

Tiba di penginapan disambut oleh suami istri pemilik Ryokan tersebut yang bernama Hirayuki. Mereka sangat ramah walau kita tiba jam 11 siang, udah boleh langsung masuk ke kamar.




Masuk kamar, kekhawatiran ku langsung sirna. Istri dan anak-anakku suka banget dengan kamar dan penginapannya. Seperti rumah sendiri, begitu ucap mereka. Kamarnya bagus, rapi dan tentu saja bergaya tradisional Jepang.

Aku membuka daftar tempat yang ingin kita kunjungi di hari pertama di kota Kyoto. Hayuu kita ke Inari Fushimi dan Kiyomizu-Dera. Aku bertanya dengan pemilik penginapan bagaimana cara kesana dan kejutan, dia siap untuk mengantar kita kesana. Wah suatu rejeki yang tak mungkin kita tolak.

Jarak penginapan ke Inari sekitar 4-5 km. Tiba disana hari masih jam 2 sore. Kesan pertama masuk ke Inari adalah banyak penjual makanan di pingir-pinggirnya jalan masuk. Makanan dimana-mana, hahha...




Kuli Inari adalah kuil yang diyakini tempat bersemayamnya Dewa Padi dan hasil cocok tanam. Kita juga dapat menemui banyak patung Rubah yang diyakini membawa pesan Dewa Padi https://www.infojepang.net/item/fushimi-inari-taisha/ .




Banyak hal menarik yang kita bisa temui disini. Salah satunya adalah susunan tiang-tiang kayu berwarna orange sepanjang jalan kita menyusuri kuil Inari sampai keatas. Kuil ini juga dikelilingi oleh pohon-pohon yang lebat sehingga terasa sejuk.

Puas di Inari, kita menuju ke Kuil Kiyomizu-Dera. Karena ga mau repot, jadi kita naik taksi deh kesana dengan jarak sekitar 3 km saja namun jangan tanya argo taksinya. Mahal.

Kuil Kiyomizu-Dera dibangun tahun 1633. Kalau tidak salah, ini adalah kuil terbesar di Kyoto atau mungkin terbesar di Jepang. Walau sudah berusia ratusan tahun dan sempat beberapa kali mengalami perbaikan, Kuil ini tetap anggun dan agung. Tentram terasa jika kita bisa menikmati aura yang terpancar dari kuil ini. Dari atas kuil, kita bisa melihat kota Kyoto dengan segala keindahannya.







Kita berjalan menuju puncak dan ujung Kuli untuk menikmati dan merasakan segala keagungannya sampai saatnya sore dan kita haru kembali ke penginapan. Kuil yang sangat indah dan luar biasa. 

Tips: Berangkat pagi sehingga bisa mengunjungi banyak Kuil, Palace atau Temple di Kyoto karena Kyoto terkenal dengan kota seribu kuil. Naik kereta dan beli day pass untuk bus sehingga lebih murah. Hindari naik taksi kalau tidak terpaksa. Disini kita bisa mencuci sendiri dengan dengan menggunakan mesin yang kita masukin koin. Sekali mencuci JPY 300, mesin pengering JPY 200 untuk 30 menit. Lumayan bisa menghemat bawaan baju dari Jakarta.  


Rute: Tanimachi Line – Stasiun Tanimachiyonchome sampai Osaka - JR Tokaido – Sanyo Line sampai Stasiun Shin-Osaka – Kyoto (Shinkansen).