Waktu berlalu. Tahun lalu aku berkesempatan
melancong ke Labuan Bajo dan Jepang, Selama di kapal laut, pesawat dan kereta
aku berkesempatan membaca buku ”Tuhan Dalam Secangkir Kopi” dan ”Bukan Manusia
Angka” karya Denny Siregar. Kukosongkan cawan egoku supaya ilmu bisa masuk dan
mengalir.
Melihat laut biru, langit cerah aku sangat
menikmati membaca lembar per lembar buku itu. Sesekali mataku menerawang jauh melihat
bayangan ayahku tersenyum. Kembali kucerna isi dan nasehat yang tertulis.
Kupejamkan mata dan memutar waktuku kembali ke masa dimana ayahku masih hidup. Aku
tersenyum. Terima kasih Papa.
Pikiranku terasa terang, aku mulai menatap masa
depanku dengan lebih balik dan mulai menanggalkan segala kekhawatiran yang dulu
membelenggu. Apa yang dulu ayahku sampaikan, diingatkan dan dikuatkan lagi oleh
isi buku itu.
Perlahan mulai kutanggalkan tas keinginan dan
kekhawatiran. Langkahku semakin ringan. Aku belajar untuk selalu tersenyum
terhadap dunia dan kehidupan. Kunikmati apa yang mereka berikan kepadaku. Jalani
dan syukuri masa ini, dan biarkan masa depan milik Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar