Sabtu, 29 Desember 2018

Finish Strong


Walau lelah dan tantangan merongrong, yang penting bisa finish strong!!!
Thank you for a joyful and wonderful year in 2018.
Welcome an exciting year 2019. It will be a blessed year ahead.




Liburan Akhir Tahun 2018


Libur akhir tahun itu menyenangkan. Hawa santainya sangat terasa. Anak-anak bahkan sudah libur sekolah sejak pertengahan Desember sampai awal Januari? Kemana kita? Seperti biasa, liburan akhir tahun kita menghabiskannya hanya di rumah, atau seputaran Jabotedabek. Malas kalau harus keluar kota jauh-jauh karena udah kebayang macetnya.

Syukurnya di perumahan ada ibu-ibu hebat yang memikirkan dan melaksanakan kegiatan yang keren untuk mengisi liburan sekolah plus liburan akhir tahun. Ada kelas bercerita, menulis dan melukis.

Inilah hasil karya lukisan Nara dan Gita. 



Terserah nanti kalian mau jadi apa. Yang penting lakukannya apa yang menjadi lentera jiwamu dan lakukan dengan sungguh-sungguh.

Aji dan ibu hanya bisa membantu semaksimal mungkin dan berdoa untuk kebaikan kalian berdua.

Jumat, 21 Desember 2018

The Greatest Showman


Entah sudah beberapa kali aku menonton film ini. Yang pasti lebih dari 5 kali. Judul film ini adalah “The Greatest Showman”. Dari sekian kali menontonnya, hanya sekedar lewat, menikmati musical dan lagu-lagunya. Tidak ada yang special hanya film ini bagus saja.

Suatu hari aku terserang flu di akhir tahun. Untuk mempercepat pemulihan, aku memutuskan untuk istirahat di rumah. Kebetulan film di TV bagus juga, “The Greatest Showman”. Kembali kunikmati detik demi detiknya.

Inti ceritanya bagaimana seorang ayah menggapai mimpi dan membuktikan dirinya kalua dia bisa melakukan apa saja, membuat bangga keluarga dan membuktikan pada dunia. Acara demi acara, konser demi konser dia jalani sampai dia menggapai kesuksesan tertinggi dan menggenggam dunia. Namun ada yang terlewatkan, yaitu keluarganya.

Keluarganya selalu ada dalam segala keadaan. Keluargannya selalu saling dukung dalam segala kesusahaan. Tapi demi mencapai puncak, dia mengabaikannya. Dari sekian kali menonton, baru kali ini aku dapat meresapi apa pesan tersirat dari film ini. Aku tertegun.

Dia ”dihukum”. Hartanya habis terbakar dan keluarganya ”berantakan”. Dibantu oleh teman-temannya, dia mulai menata kehidupan baru, baik di pekerjaan dan kehidupan keluarganya. Sampai semua kembali bahagia seperti semula walau dengan harta ala kadarnya.

Kadang Tuhan memberikan nasehatnya dengan cara yang tidak biasa. Melalui film itu, aku merasa Tuhan sedang mengajarkan bagaimana Tuhan mengingatkan kembali umatnya. Di ”ambilah” harta bendanya, dihempaskan dia ke titik terbawah sampai dia kembali tersadar akan peran dia sebagai manusia, sebagai ayah dan sebagai umat Tuhan.

Disana aku kembali tersadar. Aku semakin mensyukuri segala karunia yang telah Tuhan berikan. Kembali aku teringat pesan yaitu jangan risaukan karunia yang belum kau peroleh, tapi risaukan karunia yang belum kau syukuri.

Aku sudah memiliki segalanya dan harta yang paling berharga di dunia yaitu keluargaku. Sebagai manusia dan ayah, aku pasti masih sering berbuat salah. Namun aku hanya berharap, semoga Tuhan ”menghukumku” dengan kasih sayangNya bukan dengan keadilanNya.



Selasa, 11 Desember 2018

Nara Yang Selalu Menjadi Gadis Kecilku

Dari sejak hari minggu kemarin, Gita sudah minta untuk dibelikan sayap peri lengkap dengan mahkota dan tongkat ajaibnya. Aku janji sama Gita kalau besok pulang kantor, aku carikan ke Plaza Cibubur. Dulu aku pernah beli tapi rusak di pakai main oleh si kucing.
Pulang kerja, aku mampir ke Plaza dan syukurnya ketemu sayap peri yang warna biru, sesuai dengan keinginan Gita. Aku bertanya apakah mereka punya bando yang berbentu hewan khususnya kucing? Nara suka sekali kucing. Dari yang berukuran kecil, sampai yang besar. Dari yang hidup di rumah, sampai yang tinggal di alam liar. Namun sayang sekali yang ada hanya bando dengan motif telinga kelinci. Ya sudah, tidak apa-apa. Aku beli saja karena itu juga motif hewan.

Sampai di depan pintu, Gita sudah menantiku. “Dapet ga sayap perinya?”, begitu tanyanya penuh harap.Begitu sayap peri aku keluarkan dari kantong, matanya bersinar cerah dengan senyum mengembang. “Terima kasih Aji”, begitu ucapnya manja. Nara aku beri bando kelinci tersebut dan dia langsung memakainya.

Namun tak lama kemudian, Nara meminta waku masuk ke kamarnya dan ingin menceritakan sesuatu. “Aji, maaf ya Nara ga suka bando kelinci ini”. Seketika matanya meneteskan air mata. Aku bertanya kenapa Nara menangis dan dia mengatakan yang membuat aku sangat terharu dan bahagia. Nara mengatakan kalau dia tidak ingin aku sedih karena sudah membelikan bando tapi dia tidak suka.

Aku memeluknya erat dan mengatakan kalau aku sangat bangga dan bahagia dia berkata jujur dan terbuka sama aku. Nara, begitulah dia. Anak yang selalu ceria, jujur dan sangat perasa. Dia selalu berusaha membuat aku bangga dan bahagia. Dimataku, dia akan selalu menjadi gadis kecilku yang lucu dan menggemaskan.

Aji dan Ibu selalu sayang dan bangga sama Nara. Akan aku jaga, bimbing, pegang dan genggam erat tanganmu sampai pada waktunya kamu siap aku lepaskan.


Minggu, 02 Desember 2018

Selamat Hari Ayah


Aku menemukan tulisan ini di internet. Tidak menggambarkan diriku tapi paling tidak aku bahagia melihat kalian bahagia dan tujuan ku sebagai kepala keluarga hanya untuk mewujudkan mimpi kalian dan melihat kalian tersenyum bahagia.

Berikut tulisan bagus tersebut:


Laki-laki memang diciptakan untuk menyimpan sendiri masalahnya. Gembiranya cukup dengan lihat anak istri tersenyum.

Tak perlu kalian tahu Bapak punya masalah apa. Sudah, Bapak selesaikan sendiri. Tak perlu kalian khawatir makan apa, sudah Bapak nanti carikan.

Tak perlu kau tanya Bapak lagi mikir apa kalau Bapak lagi melamun. Mungkin sebaiknya memang kalian anak-anakku tidak perlu tahu.

Bapak minta maaf kalau Bapak marah waktu kamu minta permen, Bapak lagi gak punya uang. Mungkin kalau punya, cuma cukup buat beli makan. Percayalah, hati Bapak juga menangis waktu menolak permintaanmu anakku.

Selamat hari Ayah !

Ingat masa kecil bermain sama Bapak.