Seperti
tahun-tahun sebelumnya, momen lebaran aku gunakan untuk bersilaturahmi dengan
beberapa sahabat dan kerabat. Senang rasanya masih bisa berbagi keceriaan dan
kebahagiaan lebaran bersama.
Dari cerita masa
lalu sampai cerita tidak jelas mengalir lancar tanpa ada sekat. Kadang saling
hina dan mencemooh merupakan bumbu yang tidak bisa terlewatkan. “Bud, lu ga mau
nambah anak lagi? Udah tua ntar sepi dan sendiri loh”, begitu kawanku bertanya.
Kucoba membuka
kue putri salju yang masih tersimpan rapat di dalam toplesnya dan masih terplester.
“Kamu tahu kenapa pintu masuk ke Pura dibuat kecil dan hanya muat untuk satu
orang?” begitu aku bertanya kepadanya.
Dengan tatapan
heran, dia hanya menggelengkan kepala seperti tari India. “Pintu masuk Pura itu
adalah simbol. Simbol dimana saat tiba waktunya kita menghadap Sang Kuasa, kita
hanya sendiri tanpa ada yang menemani apakah itu teman, anak, saudara, harta
benda dan hal-hal duniawi lainnya. Hanya amal dan karma yang setia menemani
kita. Jadi intinya pada saatnya kita akan sendiri juga”, begitu aku mencoba
menjawab pertanyaannya.
Ternyata toples kue salju itu di plester dengan
sangat erat dan temanku hanya tertawa melihatku masih berusaha membukanya, hahahahaha