Selasa, 22 September 2020

Almamaterku, Setia Berjasa

“Budi, jadinya kamu mau sekolah dimana?” Pertanyaan itu sontak membuatku terbangun dari lamunan panjangku. Papa tiba-tiba bertanya saat kami sedang mengantri di Bank Mandiri, selepas ujian akhir kelas 3 SMA (EBTANAS). Aku mau jadi pilot, begitu impianku sejak SMP dikarenakan saat itu aku ingin sekali bisa naik pesawat terbang namun tidak punya uang. Belum lagi saudaraku sudah bolak-balik naik pesawat dan bercerita bagaimana enaknya terbang, sedangkan aku hanya bisa memandang pesawat mengangkasa.

Waktu berlalu begitu cepat dan akupun berada di penghujung SMA. Aku baru tersadar jika cita-citaku untuk menjadi pilot mulai menjauh karena gigiku tidak sebagus dan serapi Tom Cruise dan aku  juga menggunakan kaca mata. Apa yang terjadi? Aku tidak tahu kemana aku melangkah.

Setiap ada kakak kelas yang sudah kuliah datang untuk memberikan informasi mengenai kampus tempat mereka kuliah, seketika aku ingin kesana. Datang dari Brawijaya, ingin kesana. Datang dari UGM, ingin kesana. Datang dari ITB, ingin kesana dan terakhir datang dari UI, ingin kesana. Namun jurusan apa yang akan aku ambil? Tidak tahu!

Aku bukan orang terpintar di sekolah, namun aku punya disiplin yang tinggi dalam belajar. Aku tahu kapan harus bermain bola, dan kapan harus belajar. Hanya itu yang bisa aku banggakan sewaktu sekolah selain pernah menjadi ketua OSIS semasa SMA. Oh ya, selain itu aku juga kesayangan guru karena walau aktif di OSIS, nilaiku lumayan lah.

Setelah aku tersadar oleh pertanyaan Papa, aku melihat pegawai Bank yang memakai kemeja dan dasi. Lalu aku berpikir, kayaknya enak juga kerja di Bank. Kalau kerja di Bank jurusan apa yang akan aku ambil? Kayaknya ekonomi deh, begitu dengan sok tahunya aku berkesimpulan.

Akhirnya aku memutuskan untuk mengambil jurusan ekonomi. Lalu kampusnya dimana? Papa dan Mama adalah dosen senior di Universitas Udayana. Namun aku tidak mau kuliah dimana orang tuanya mengajar. Aku tidak mau membebani nama orang tuaku. Aku mau kuliah di luar Bali, begitu tekad ku.

Masa 1998-1999 adalah masa-masa reformasi dimana mahasiswa menjadi motor pergerakan. Di televisi aku melihat jaket kuning ada dimana-mana dan aku tahu kalau jaket kuning itu adalah jaket almamater Universitas Indonesia. Keren ya, aku mau kuliah disana!

Aku aktif bertanya ke guru BP apakah formulir dari UI sudah ada mengingat kampus-kampus lain sudah mengirimkan formulir untuk Penelusuran Minat Dan Kemampuan (PMDK) atau masuk universitas tanpa test.

Berbekal modal kesayangan guru, akhirnya aku di informasikan kalau formulir PMDK UI sudah ada namun hanya tersedia 5 buah. Aku tahu aku bukan yang terpintar. Aku Cuma berharap semoga murid-murid dengan ranking di atasku tidak mengambil sehingga aku bisa kebagian. Puji Tuhan doaku terkabul dan aku kebagian satu formulir.

Tiap hari kerjaanku hanya menanti tukang pos mampir kerumah untuk membawa kabar namun tidak pernah ada sampai suatu hari sekolah menelepon bahwa surat dari UI sudah ada dan aku keterima disana.

Senang, bangga dan bahagia menjadi satu. Pulang dari sekolah untuk mengambil surat, karena melamun bahagia, di traffic light motorku menyundul bemper mobil. Walau tidak rusak parah, namun pemilik mobil marah-marah. Dan aku hanya bisa meminta maaf dan berjanji akan mengganti saat itu juga di bengkel.

Mungkin bapak itu iba melihatku dan ketika mobil keluar dari bengkel, dia tidak meminta sepeserpun uang yang aku sodorkan. Puji Tuhan dan semoga bapak itu selalu penuh karunia terbaik.

Tibalah aku di Universitas Indonesia. Mudah? Tidak ferguso. Namun bangga pernah menjadi bagian darinya dan aku juga ingin bilang, Almamaterku, setia berjasa! 



Vivant Professores

Suara ceria terdengar dari ujung sana. Penantian dan doa sejak bulan Maret 2020 terjawab sudah. Mama akan segera dikukuhkan menjadi Profesor!

Syukur tak terkira kami panjatkan kepada Tuhan sebagai penguasa alam semesta. Sungguh suatu karunia dan kebanggaan luar biasa Mama bisa mencapai gelar tertinggi dalam kehidupan kampus.

Dengan usia yang tidak lagi muda, Mama mengajarkan kami semangat pantang menyerah dan terus belajar. Serasa mendapat tamparan keras kalau melihat semangat belajar dan menimba ilmuku yang sering padam.

Pada tanggal 12 September 2020, tepat sehari setelah ulang tahunnya, Mama secara resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar/Profesor di Universitas Udayana. Bangga dan haru bisa hadir dan menyaksikan secara langsung pengukuhan itu.

Kami semua bangga pada Mama. Guru besar pertama dan satu-satunya (paling tidak sampai saat ini) di keluarga kami. Vivant Professores!



Corona Virus

Sebuah musibah sekaligus sejarah bagi peradaban umat manusia. Virus Corona (COVID-19) mewabah dan menyerang bukan hanya di Indonesia, namun seluruh dunia. Seketika kehidupan seolah berhenti berdenyut, bumi beristirahat dan manusia merubah gaya dan cara hidup, termasuk cara bekerjanya.

Tidak ada satupun orang atau negara yang siap menghadapi wabah ini. Aktifitas ekonomi menurun, banyak orang kehilangan penghasilan dan pekerjaannya. Sedih melihat banyak di luar sana atau bahkan tetangga terdekat harus kehilangan sumber penghasilannya atau mengerem aktifitasnya bisnisnya.

Aku sendiri patut merasa beruntung dan bersyukur masih bisa diberi kesempatan untuk bekerja dan mendapat penghasilan setiap bulannya walau harus kerja dari rumah dan di rumah saja. Kesehatan dan disiplin tinggi hal yang utama dalam kondisi seperti ini.

Dibalik suatu kejadian dan peristiwa, ada hal yang bisa kita petik. Dengan wabah seperti ini, sejak pertengahan Maret 2020, aku sudah mulai kerja di rumah sampai hari ini. Bosan? Kadang. Tapi begitu mengingat bahwa aku masih bisa bekerja dan punya rejeki, maka rasa itu sirna.

Hikmah lain adalah, aku bisa 24 jam penuh kumpul bersama keluarga di rumah dimana pada hari “normal” hal itu sangat tidak mungkin mengingat jarak rumah dan kantor tidak dekat dan memakan waktu tempuh yang lama.

Kita semua bagian dari sejarah dan musibah. Semoga bumi dan alam semesta bisa segera sembuh dan kita semua diingatkan untuk selalu menjaga dunia seperti yang diamanatkan saat kita dilahirkan.

Serena

Masih kuingat bagaimana saat pertama kali aku naik Serena milik Paul, salah satu guru kehidupanku, saat kami masih satu kantor di Mandiri Sekuritas. Naik mobil itu serana naik bus, tinggi, lega dan nyaman. Aku memberanikan diri untuk bertanya, bagaimana cara memiliki mobil sebagus ini.

Waktu itu dia adalah seorang senior dealer sedangkan aku junior dealer yang baru saja mencoba memulai karir di dunia pasar modal dan keuangan. Mendengar pertanyaan itu dia menjawab dan jawaban itu yang menjadi pengingat dan penyemangatku dalam menjalani hidup. Waktu itu dia menasehatiku seperti ini, “Bud, hidup itu harus selangkah demi selangkah. Jalani saja dengan baik”.

Jawaban itu sangat menyejukkan hati sekaligus memberikan mimpi yang tidak pernah padam dalam hatiku. Suatu saat, aku ingin memiliki Serena.

Waktu berlalu, aku berjalan selangkah demi selangkah. Aku sempat lupa kalau aku pernah punya mimpi untuk memiliki Serena. Sampai pada suatu waktu, Desember 2019, kami memutuskan untuk berlibur pulang ke Bali menggunakan jalur darat yang sudah tersambung toll. Nyaman luar biasa dan waktu tempuhnya juga sangat baik.

Sambil menyetir, kembali aku teringat akan mimpiku akan Serena. Alangkah nyamannya perjalanan, istri dan anak-anak kalau perjalanan darat ini bisa menggunakan Serena. Sejak saat itu, mimpi itu kembali bangkit dan membuncah. Setiap malam, tidak ada berhentinya aku membaca, mencari tahu dan mempelajari detail, review dan penjelasan akan Serena itu.

Bersyukur aku memiliki keluarga, istri dan anak-anak yang selalu mendukung dalam setiap langkah dan mimpiku. Aku selalu menjelaskan bahwa Serena ini bukan hanya untuk sebuah mimpiku tapi mimpi besarku untuk membuat kalian semua nyaman dalam perjalanan.

Terima kasih Tuhan, terima kasih istri dan anak-anak sehingga mimpi itu bisa terwujud lebih cepat dari rencana dan Serena menjadi keluarga kita sekarang.

Serena berasal dari Bahasa Yunani yang artinya Kedamaian atau dalam Bahasa Italy artinya adalah bersih. Iya, Serena kita warnanya Putih sehingga mudah-mudahan menjadi karunia bagi kita sekeluarga yang memberikan kedamaian dalam perjalanan dan liburan dengan hati yang bersih dan ceria. 



Rabu, 08 Juli 2020

12 Tahun


Teh panas sudah terhidang. Kali ini dia jomblo karena kue di rumah lagi habis. Malam ini sangat cerah sehingga bintangpun tampak berserakan di atas langit begitu meriahnya. Walau tehnya jomblo, namun yg minum sedang ditemani istri tercinta.

Banyak cerita mengalir dari segala arah alias topik tidak jelas. Namun ada suatu pertanyaannya yang membuat aku diam dan menyimak dengan sangat serius. "Aji, aku bole ga menyumbangkan baju ku untuk orang-orang yang kelaparan di jalan? " Aku terdiam namun kemudian akupun menjawab "aku yakin kalau mereka bisa pake bajumu, mereka bukan orang-orang yang kelaparan".

Seketika sapu pun melayang entah dari mana, pletaakk!! Duh sayang, dari ukuran SS sampai XXL, aku tetep sayang kamu kok. Jangan lupa ya, itu BUKAN ukuran baju kok tapi ukuran sayangku padamu. Dari kecil sampai sekarang sangat besar merona dan terus membesar memenuhi semesta mewarna.

Happy Anniversary Cinta. Semoga aku selalu menjadi penggembira di hatimu dan membuat harimu penuh ceria tanpa jemu.

Mari kita habiskan sisa hidup dengan selalu bercanda dan tertawa bersama, hahahahaha...



Minggu, 28 Juni 2020

Terima Kasih Indonesia Playschool Cibubur


Benar kata orang. Time flies, waktu sangat cepat berlalu.

Pertama kali mengunjungi sekolah Indonesia Playschool Cibubur (Komimo pada saat itu) tahun 2012 dimana Nara masuk kelompok bermain. Nara sangat menikmati segala kegiatan dan proses belajar disana. Dengan segala aktifitas dan perlombaannya sudah memberikat Nara kepercayaan diri yang baik. Nara pun tumbuh sebagai anak yang ceria dan selalu membanggakan.

Atas segala keberhasilan tersebut, Gita juga kami percayakan di Indonesia Playschool Cibubur. Sekolah ini terbukti tidak hanya baik dalam belajar, tapi yang terpenting adalah baik dalam mendidik. Tahun 2017 Gita pertama kali pergi ke sekolah ditemani kakak Nara (dalam video) dan kegiatan awal juga di temani kakak Nara. Terasa seperti nostalgia.

Sekarang Nara dan Gita sudah menyelesaikan pendidikannya di Indonesia Playschool Cibubur yang kami cintai. Mungkin kita tidak akan memiliki hubungan guru dan wali murid lagi namun hubungan kita sebagai orang tua dan keluarga akan tetap terjaga, selamanya.

Terima kasih sudah menjadi pendidik yang sangat luar biasa untuk Nara dan Gita. Terima kasih sudah menjadikan mereka anak-anak yang ceria, mencintai sesama dan menyanyangi alam semesta.

Tidak lupa kami sampaikan permohonan maaf jika ada kekurangan anak-anak dan kelalaian kami sebagai orang tua. Semoga Tuhan selalu berberkati kita semua. Amin.  

Salam,
Budi Dauh











































Minggu, 14 Juni 2020

Pagi

Matahari menyambut pagi. Aku duduk di teras rumah ditemani suara gemericik air. Istriku datang membawa secangkir teh hangat dan kue bolu kukus.

"Sayang (maaf panggilan ini hanya fiksi), kamu lebih suka pagi atau senja", begitu dia bertanya membuka obrolan pagi.

Hhmm...itu pilihan yang sulit, begitu aku menjawab. Pagi itu menggambarkan semangat, optimisme dan gairah. Sedangkan senja melukiskan cinta, ketenangan dan instropeksi, aku melanjutkan.

"Jadi kamu pilih dan paling suka yang mana sayang?" (sekali lagi, panggilan ini hanya ada di dalam mimpi), begitu dia mengulangi pertanyaannya.

Aku tidak bisa memilih karena aku suka dua-duanya. Tapi kalau kamu tanya mana yang paling aku suka, aku paling suka kamu, hahahaha....



Rabu, 20 Mei 2020

Ulang Tahun ke-37? Hanya Sebuah Angka


Musim datang silih berganti mengiringi langkahmu
Tanpa terasa, bertambah satu usiamu
Sinar lilin kecil membias wajahmu merona
Teriring doa, semoga hidupmu semakin penuh warna
Terus bahagia dan raih cita
Selamat ulang tahun Cinta
Tetaplah memberi keceriaan untuk semesta  



Sabtu, 07 Maret 2020

Memori Dan Kenangan Terindah Dalam Foto

Sangat jarang atau bisa dikatakan tidak pernah aku mendapat libur akhir tahun selama ini. Dengan sisa cuti 3 minggu, maka aku putuskan untuk mengambil seluruh sisa cuti itu dalam rangka mengumpulkan energi dan pikiran segar sebelum masuk ke kantor baru di tanggal 2 Januari 2020 nanti.

Dengan persiapan kilat dan rencana serba cepat, kita memutuskan untuk pulang ke Bali namun dengan perjalanan darat, menyususi jalan tol trans Jawa. Hmm.. kuat ga ya? Begitu rasa takut menghampiri.

Karena liburnya panjang, jadi kita memutuskan untuk menginap di beberapa tempat. Tujuan pertama adalah Semarang. Perjalanan sekitar 5 jam dan kita lalui dengan sangat santai. Mampir di beberapa rest area untuk isi bensin atau sekedar melemaskan badan. Pemandangan yang indah membuat perjalanan sungguh menyenangkan. Tentu juga dilengkapi dengan perbekalan cemilan dan makanan yang mumpuni.

Pemberhentian berikutnya adalah Jember. Kita menginap di rumah tante yang rumahnya di daerah pedesaan yang dingin dan sangat alami. Anak-anak sangat betah disana. Begitu juga aku, hahaha…Pengen rasanya menginap sehari lagi karena masih banyak hal yang ingin kita ceritakan untuk sekedar melepas kangen. Nanti kita pasti kembali.

Next, Bali. Naik kapal ferry adalah pengalaman pertama dan tak akan terlupakan untuk Nara dan Gita. Wajah ceria dan tanpa terlihat lelah terus memancar dari wajah mereka. Senang dan bahagia rasanya melihat mereka bahagia.

Di Bali kurang lebih kita habiskan 10 hari. Nara dan istriku sudah punya datar apa saja yang akan mereka ingin makan dan kunjungi selama di Bali. Dan tentu saja, karena saking hepinya, waktu tak terasa telah berlalu. Saatnya kita pamitan. Sedihh…..

Penjalanan berikutnya kita menginap 4 hari di daerah kawah Ijen. Sungguh sebuah pemandangan yang sangat indah. Mungkin begini yang dinamakan surga. Makan di tempat dengan pemandangan menakjubkan namun dengan harga yang sangat-sangat murah dan rasa khas lokal yang sangat kental. Tentu saja kita ga cukup sekali mampir kesana. Tracking di sawah, sungai dan hutan adalah salah satu menu terbaik di derah kawah Ijen. Sungguh menyenangkan dan menyegarkan. Dan lagi-lagi waktu sangat cepat berlalu mengantarkan kita ke kota berikutnya, yaitu Solo.

Tiba di Solo, kita mengingat di Ayom Java Village. Ini merupakan kejuatan untuk anak-anak karena ini adalah sebuah private villa dan tentu saja dengan sebuah kolam renang pribadi di dalamnya. Begitu tiba walau hari sudah mulai gelap, mereka sebuah nyebur. Byuurrrrrr…..

Oh iya, perjalanan dari Banyuwangi ke Solo, kita menembuh rute melalui Bondowoso dimana melewati kawah Ijen, hutan yang masih sangat alami dan deretan perbukitan/pegunungan yang dingin, indah dan sangat memanjakan mata. Swiss atau New Zealand? Ini dijamin tidak kalah cakep dan dinginnya!!

Selama 3 hari di Solo, kita mampir ke museum manusia purba Sangiran. Masuk ke museum aku seperti terlempar ke masa-masa pra sejarah dan membayangkan bagaimana kehidupan waktu itu. Kalau suka pelajaran tentang kehidupan masa lampau, ini adalah tempat yang pas. Lengkap dan sangat informatif.

Tiba kembali di Jakarta dengan pikiran yang segar dan tentu penuh kenangan indah. Puji Tuhan aku dan keluargaku sudah diberi kesempatan untuk melihat belahan dunia lain namun menurutku, ini adalah perjalan dan liburan terbaik yang pernah aku alami. Tiga Minggu yang tidak akan pernah aku lupakan dan akan selalu menjadi kenangan terindah.

Aku sadar bahwa bukan kemana tempat liburan yang penting namun apa yang kita lakukan dan dengan siapa kita menikmati liburan tersebut adalah hal yang terpenting. Terima kasih Tuhan, aku telah menikmati salah liburan terbaik ini dengan keluarga tercinta.

We keep this love in a photograph. We made these memories for ourselves (Ed Sheeran) 



Kantor Yang Baru

Banyak hal yang terjadi di penghujung tahun 2019, terutama di 3 bulan terakhirnya. Tanpa di sangka, aku mendapat sebuah peluang baru, bekerja di sebuah perusahaan keuangan multinasional dari Prancis. Tak pernah kebayang juga meninggalkan Bank yang sudah memberikanku banyak keceriaan selama hampir 10 tahun lamanya. Tapi begitulah, hidup harus berjalan.

Setelah melewati masa kerja 7-8 tahun, aku bahkan sempat terbayang kalau aku akan pensiun disini. Bukan hal dan pilihan yang buruk kok pikirku. Namun dibalik pikiran itu, aku tidak pernah pernah menutup untuk setiap peluang yang ada dan menghampiriku.

Setiap langkah aku jalani, hari demi hari. Emang tidak enak rasanya pindah dari suatu tempat yang nyaman dan sudah kita pahami seluk beluknya. Namun, setiap aku memandang foto keluarga kecilku, semangatku semakin bertambah. Iya, aku harus melangkah dan mencari hal yang baru yang aku percaya akan lebih baik untuk kita semua.

Tepat pada 1 Oktober 2019 aku setuju untuk mengarungi lautan baru dan 2 Januari 2020 ada hari pertamaku. Rasa senang ada. Rasa takut, pasti. Tapi takut membuat kita tetap hidup, begitu pikirku. Kembali kutatap foto keluarga kecilku. Iya, aku bekerja untuk mereka dan masa depan kita.