“Aji, siap-siap ke dokter ya”. Sedikit terkejut, takut campur bahagia ketika mendengar istriku mengucapkan kalimat itu. Tanpa pikir panjang, aku segera memasukkan tas bayi dan tasnya yang sudah aku siapkan sejak 2 minggu lalu. Sembari menunggu dia selesai mandi, aku mulai berfikir pelan-pelan apa lagi yang harus aku persiapkan lagi. Aku berusaha tenang.
Pukul 08.10 Wib aku tiba di RS Bunda Menteng. Karena sudah pernah ikut kelas kehamilan disana, jadi aku tahu rute yang harus aku tempuh. Setelah mendaftar, istriku masuk ke ruang persalinan. CTG dilakukan dan test dalam. Ternyata sudah bukaan 1. Senang dan bahagia menjadi satu. ”Kemungkinan 10 – 12 jam kedepan anak ibu sudah bisa lahir” begitu kata dokter.
Waktu terus berlalu. Istriku tak kunjung mendapat kontraksi yang kuat dan mulas. Dia dengan semangat dan cerita terus menikmati tibanya saat persalinan. Hasil CTG kedua juga menunjukkan kontraksi yang lemah ditambah denyut jantung bayi yang ”silent”.
Pukul 18.00 Wib, 10 jam sudah berlalu. Dokter melakukan kunjungan dan konsultasi. Namun ternyata, bukaan tidak bertambah sedikitpun. Mungkin oleh karena itu istriku tidak merasakan mulas.
Aku diberi 2 pilihan, mau menunggu atau operasi. Tidak ada pilihan induksi karena jantung bayi sempat ”silent”. Kami diberi waktu 3 jam untuk berfikir untuk menghindari hal-hal yang tidak kami inginkan sambil menunggu dokter menyelesaikan praktiknya.
Aku meminta untuk melakukan CTG terakhir kalinya karena istriku ingin lahir normal. Namun, kenyataan berkata lain. Detak jantung bayi gawat. Dia stress. Dokter tidak memberikan kami lagi pilihan. Harus operasi!!!
Setelah berjuang sekian lama untuk lahir, ternyata dia gagal. Dia terlilit tali pusar di leher. Kalau terlambat, akan membahayakan jiwa bayi.
Maka, pukul 22.38 Wib lahirnya putri pertama kami. Lega, senang dan sangat bahagia begitu mendengar tangisannya memecah keheningan malam. Dengan berat 3,1 Kg dan panjang 47 Cm, I.A. Nara Pramodawardani Dauh, begitu kami memberinya nama akan mengisi hari-hari bahagia kami kedepannya. Ratu yang bahagia dan membahagiakan orang lain sudah melihat dunia barunya.
Selamat datang di dunia baru Nara. Nara adalah sumber kebahagian dan kebanggaan baru buat Aji dan Ibu. We Love U So Much...
Pukul 08.10 Wib aku tiba di RS Bunda Menteng. Karena sudah pernah ikut kelas kehamilan disana, jadi aku tahu rute yang harus aku tempuh. Setelah mendaftar, istriku masuk ke ruang persalinan. CTG dilakukan dan test dalam. Ternyata sudah bukaan 1. Senang dan bahagia menjadi satu. ”Kemungkinan 10 – 12 jam kedepan anak ibu sudah bisa lahir” begitu kata dokter.
Waktu terus berlalu. Istriku tak kunjung mendapat kontraksi yang kuat dan mulas. Dia dengan semangat dan cerita terus menikmati tibanya saat persalinan. Hasil CTG kedua juga menunjukkan kontraksi yang lemah ditambah denyut jantung bayi yang ”silent”.
Pukul 18.00 Wib, 10 jam sudah berlalu. Dokter melakukan kunjungan dan konsultasi. Namun ternyata, bukaan tidak bertambah sedikitpun. Mungkin oleh karena itu istriku tidak merasakan mulas.
Aku diberi 2 pilihan, mau menunggu atau operasi. Tidak ada pilihan induksi karena jantung bayi sempat ”silent”. Kami diberi waktu 3 jam untuk berfikir untuk menghindari hal-hal yang tidak kami inginkan sambil menunggu dokter menyelesaikan praktiknya.
Aku meminta untuk melakukan CTG terakhir kalinya karena istriku ingin lahir normal. Namun, kenyataan berkata lain. Detak jantung bayi gawat. Dia stress. Dokter tidak memberikan kami lagi pilihan. Harus operasi!!!
Setelah berjuang sekian lama untuk lahir, ternyata dia gagal. Dia terlilit tali pusar di leher. Kalau terlambat, akan membahayakan jiwa bayi.
Maka, pukul 22.38 Wib lahirnya putri pertama kami. Lega, senang dan sangat bahagia begitu mendengar tangisannya memecah keheningan malam. Dengan berat 3,1 Kg dan panjang 47 Cm, I.A. Nara Pramodawardani Dauh, begitu kami memberinya nama akan mengisi hari-hari bahagia kami kedepannya. Ratu yang bahagia dan membahagiakan orang lain sudah melihat dunia barunya.
Selamat datang di dunia baru Nara. Nara adalah sumber kebahagian dan kebanggaan baru buat Aji dan Ibu. We Love U So Much...
4 komentar:
budi, mega...selamat ya :)
nara :) aku dl sempat menulis sebuah novel...and tokohnya bernama 'Nara'
Terima kasih Eca. Wah kebetulan sekali nama anakku sama dengan tokoh di novel kamu. Nara itu nama pemberian Mega.
Hai Nara,
Selamat Datang di Dunia yang indah ini nak,
Beruntung sekali dirimu memiliki orangtua yang sangat baik dan sangat sayang sama kamu,
Semoga menjadi anak yang selalu membahagiakan aji dan ibu.
Salam dari Kakak El
Kakak El, nanti main-main ma Nara ya.
Posting Komentar