Rabu, 21 Juni 2017

Flores, Sepotong Surga Yang Jatuh Ke Bumi

Tanggal yang dinanti tiba. Kita akan berlibur ke Labuan Bajo tgl 8 – 12 April 2017. Mencoba membayangkan bagaimana indahnya tanah Flores seperti yang diceritakan di media atapun foto-foto yang yang berseliweran di internet.

Garuda Indonesia Bombardier melaju mulus dipayungi birunya langit mengantarkan kami ke Bandara Komodo. Sekitar 2 jam 30 menit kami tiba disana. Cuaca cerah dan segar menyambut kami. Kami menginap di La Prima Hotel yang memiliki pemandangan ke arah hutan/laut yang sangat cantik.



Hari kedua kami memulai perjalanan kami mengarungi Tanam Nasional Pulau Komodo. Aku tak menyangka Taman Nasional itu luas banget. Aku kira hanya pulau komodo saja yang masuk Taman Nasional. Ternyata seluruh kawasan perairan dan pulau-pulaunya termasuk Taman Nasional. Luas Banget.




Kami menyewa kapal (slow boat) secara pribadi dimana kapal tersebut cukup besar dan terdiri dari 2 kabin/kamar tidur. Ini seperi hotel terapung yang akan menjadi rumah kami dalam 2 hari kedepan.




Mengarungi lautan di Taman Nasional sangatlah indah. Tidak ada rasa bosan menghinggapi karena pemangandangan yang terhampar sangat menyegarkan mata. Tujuan pertama kami adalah ke Pulau Komodo. Waktu tempuh menggunakan slow boat sekitar 4 – 5 jam dari Labuan Bajo.

Jam 1 siang kami tiba di dermaga Pulau Komodo. Seekor komodo besar menyambut kami di pesisir pantai seolah-olah menyapa selamat datang di rumahku. Oh ya, sebelum sampai, kami disuguhkan makan siang di kapal yang enak banget dan lengkap. Menu 4 sehat 5 sempurna (tanpa susu). Di kapal ada 3 awak yaitu Nahkoda, Koki dan Pembantu Umum.


Kami memilih rute pendek untuk tracking di pulau komodo. Tentu tracking harus ditemani range agar aman dan tidak tersesat. Sebelum memulai perjalanan, kami di beri penjelasan singkat agar memahami aturan dan bagaimana komodo itu. Hayuuu berangkat.

Kami masuk kedalam hutan dan wow 3 komodo besar sedang tiduran santai di dekat sumber air. Takut juga melihat hewan liar dan buas langsung di alamnya dan dalam jarak yang sangat dekat. Ikuti arahan range niscaya kita akan selamat.



Puas melihat komodo, kami belayar ke Pink Beach. Pantai dengan hamparan pasir merah muda dan air yang jernih. Kami menghabiskan waktu sampai matahari terbenam disana. Maklum di Jakarta susah sekali menemukan pantai yang bersih dan cakep gini.



Malam hari kami merapat ke pulau kalong untuk bersandar. Banyak kapal ternyata sudah lempar jangkar disana untuk bermalam. Langit cerah dan saat itu adalah bulan purnama. Pemandangan yang indah dan sangat mempesona.




Pagi di tengah laut sangat indah. Matahari muncul dari ufuk timur memancarkan pesonanya. Kami berangkat menuju pulau padar yang terkenal itu. Kapal merapat dan kami siap mendaki. Perjalanan sekitar 1.7 km menanjak bisa kita tempuh dalam 30-40 menit tergantung kecepatan berjalan. Tiba dipuncak semua lelah terbayar. Pemandangan 3 lekuk pantai dengan warna pasir yang berbeda dilengkapi dengan bukit hijau bisa membuat kita tak berkedip. Disana kita merasa betapa kecilnya kita dihadapan alam dan Sang Pencipta. Luar biasa indahnya.



Ingin rasanya menghabiskan waktu lebih banyak disana dan menikmati segala keindahannya. Namun waktu sudah siang dan kami harus menuju ke pulau kanawa. Rencana kita mengingap disana tapi kita batalkan karena menurut kita penginapannya tidak layak. Tapi Kanawa memiliki pantai yang sangat indah dan ikan-ikan yang cantik.

Kami balik ke Labuan Bajo dan kembali menginap di La Prima. Malam hari kami jalan-jalan ke pelabuhan dan makan ikan di warung-warung tenda yang banyak berjajar di pinggir pelabuhan. Ikannya segar-segar dan harga pun sangat terjangkau.




Keesokan harinya kami menjelajah tempat wisata di Labuan Bajo yaitu bukit Silvia dan goa Batu Cermin. Bukit Silvia adalah salah satu bukit tertinggi di Labuan Bajo dimana kita bisa memandang pelabuan Labuan Bajo.



Puas disana, kita beranjak ke Goa Batu Cermin. Sejarahnya, Goa Batu Cermin adalah dasar laut yang naik ke permukaan sehingga kita masih bisa lihat fosil-folis hewan laut dan kristal-kristal menempel di dindingnya. Seru karena kita masuk menelusuri gua yang gelap dan hanya ditemani senter kecil dan cahaya yang masuk melalui celah-celah kecil gua.



Tibalah waktu kami balik ke Jakarta. Selamat tinggal Flores, tanah yang indah. Ternyata apa yang digambarkan kalau tanah Flores itu indah adalah salah. Tanah Flores itu tidak indah tapi indah banget. 

Tidak ada komentar: