Seperti biasa, malam itu aku pulang kerumah menggunakan bus perumahan
kesayanganku. Bus belaju nyaman dijalanan ibukota yang sesak. Jam menunjukan
pukul 6 sore dan aku sudah memasuki tol jagorawi. Hmm.. cukup lancar, begitu
gumamku.
Menuju gerbang tol cibubur, arus mulai tersendat disebabkan jalur yang
menyempit. Sekitar 20 menit, aku tiba di perumahan. Sudah jam 7 malam saat itu.
Aku menyusuri jalanan perumahan dengan harapan aku masih bisa berjumpa dan
bercanda ria dengan keluarga tercintaku. Tiba di rumah dan kubuka pintu utama.
Seorang sosok mungil lari dari dalam kamar sambil berteriak kegirangan dan
memeluk kakiku erat. Dengan tatapan manja, dia minta digendong. Iya, dia adalah
Gita.
Belum sempat aku melepas sepatuku, Gita minta digendong dan memelukku erat.
Hangat dan indah terasa, menghapus dan membasuh segala lelahku hari itu.
Pelan-pelan mulai aku mendaratkan tubuh di kursi dan tetap Gita tidak mau
lepas.
”Aji mau mandi dulu ya”, aku berkata. Gita melepas pelukannya dan merelakan
aku pergi mandi. Selesai mandi, akupun bersiap istirahat. Ternyata Gita belum
terlelap walau waktu sudah jam 8 malam. Dengan manjanya lagi dia menjulurkan
kedua tangan mungilnya mengisyaratkan kalau di pengen dipeluk. Wah..indahnya
dunia.
Gita memintaku untuk menceritakan cerita Tiga
Babi Kecil kesukaannya dan tentu saja aku tak bisa menolaknya walau cerita itu
sudah sering kali diceritakan. Matanya mulai redup dan terlelap. Sejuk dan
tenang melihat Gita terlelap dalam pelukanku. Terima kasih Tuhan telah
memberikan cerita indah ini untukku.