Setelah tertunda 1 hari karena faktor teknis dipesawat, akhirnya Qantas
yang kami tumpangi mendarat dengan selamat setelah sempat
transit di Sydney. Sebenarnya walau kami pesan Qantas JKT-CHC-JKT, namun dengan
berbagai ”jalan” yang kami lalui, akhirnya SYD – CHC kami menggunakan Emirates.
Kenapa kami pilih Qantas? Kami lebih suka dan cinta Garuda Indonesia sih
(tetep), namun sayang sekali yang melayani rute JKT-CHC-JKT hanya Qantas yang paling murah.
Syukurnya pesawat tidak terlalu penuh dan hiburan juga banyak. Jadi terbang
total 11 jam tidak terasa melelahkan. Anak-anak bisa tidur dan ibunya bisa
menikmati kopi hangat dengan muffin nan lezat.
Sampai di Christchurh, kami disambut dengan dinginya cuaca. Angin bertiup
kencang menembus jaket tebal yang kami gunakan. Setelah meminang si Subaru
Legacy, kami menuju ke hotel pertama di Christchurch. Beginilah muka-muka
bahagia dan kedinginan menginjakkan kaki di pulau impian.
Malamnya, kami di traktir makanan lezat dan ternyata porsinya besar banget.
Aku yang berbadan besar aja tak sanggup untuk menghabiskannya. Steak yang
menjadi ciri khas NZ tak sanggup ku bersihkan. Tapi rasanya tak akan
terlupakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar