Malam ini langit begitu cerah. Cerah tanpa awan yang menutupi sang bintang. Bulan terlihat bulat utuh dan bersinar cerah. Ya, malam ini adalah bulan purnama. Aku terdiam dalam bisu di halaman depan kamarku. Mataku menerawang jauh melihat lampu-lampu gedung yang menghiasi Jakarta. Seharusnya ini menjadi malam yang sangat indah karena langit indah seperti ini sangat langka di musim hujan seperti sekarang. Tapi kenapa hatiku tidak cerah dan tenang. Ada kekhawatiran besar dalam diriku. Oh...aku takut.....
Angin malam menerpa wajahku dingin, membuat hatiku semakin beku. Terdiam dalam ketakutan dan khawatiran membuatku seolah-olah ingin lari dari kenyataan ini. Aku pasti tidak bisa melakukannya, begitu pikirku. Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 namun aku tak bisa tertidur. Ya sudah, aku pasrah...
Pagi menjelang. Matahari bersinar cerah. Seperti biasa aku mulai hariku dengan doa dan senyuman. Namun pagi ini senyumku tertutup oleh mendungnya hatiku. ”Aku masih takut sayang”, begitu ucapku. Dia tersenyum dan berusaha menenangkan hatiku. ”jangan khawatir, aku yakin kamu pasti bisa melewatinya”, begitu rayunya. Dengan perlengkapan seadanya, aku berangkat ke tempat tujuan. Tempat dimana ”pertama” kali aku bertemu dengannya. Masih kuingat dengan jelas senyuman dan tatapan matanya hangat menutupi dinginnya hawa pengunungan yang hijau. Aku kembali lagi kesini namun kali ini dengan dirinya.
Akupun memulai akivitasku disana. Seperti aku takutkan, aku tidak bisa melakukannya. Hawa dingin tidak mampu membendung derasnya keringat yang membasahi wajahku. Kaku dan tanpa ekspresi. Begitulah kesan yang tertangkap dan terekam. Dengan sangat sabar dan penuh kasih sayang, dia berusaha mencairkan suasana dan ketegangan hatiku. ”Senyum dong sayang”, begitu ucapnya. Aku menarik nafas panjang dan memulai lagi aktivitasku. Dengan tatapan lembut dan dan belaiannya, dia berhasil meluluhkan hatiku. Aktivitasku mengharuskan aku untuk beberapa saat memang harus terdiam dalam kesunyian. Dalam keterdiaman ku itu, aku hanya bisa tersenyum. Senyum dan wujud syukur bahwa aku memiliki dirinya. Bathinku pun berkata mantap. Iya, dialah pendamping hidupku.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar