Kamis, 20 November 2008

Pulang Kantor

Petang ini tak seperti petang hari-hari sebelumnya yang terang disinari sinar rembulan yang muncul kepermukaan. Hari mulai gelap dan dingin. Bulan tidak muncul tertutup awan hujan yang mulai tebal. Sejenak aku menghentikan aktivitasku dan berjalan mendekati kaca di belakang meja kerjaku. Dari ketinggian kantorku, aku bisa memandang jauh melihat lampu-lampu kecil mulai memancarkan cahaya berusaha menerangi dunia. Hujan gerimispun mulai turun membasahi bumi. Sejenak aku memandangi butiran-butiran air yang jatuh lembut seakan-akan berusaha menggambarkan sesuatu. Iya, air hujan tersebut bisa dengan jelas kulihat menggambarkan wajah seorang wanita dengan senyum yang menawan. Senyum seorang wanita yang ku cinta dan selalu ada dalam hatiku. Oh...dimana dia? Apakah masih sibuk dengan rutinitasnya? Kenapa tidak ada kabar darinya?

Tanpa kusadari, akupun terhanyut dalam kerinduan yang luar biasa. Kerinduan untuk segera bertemu dengannya. Dingin tetap menusuk dinding hati walau hujan tak lagi turun menghujam bumi. Aku pun kembali bersemangat menyelesaikan sisa-sisa pekerjaanku. Aku harus segera bertemu dengannya, begitu tekadku.

Kabar yang aku tunggu-tunggu pun datang. Dia sedang dalam perjalanan menuju halte busway di komdak. ”aku tunggu disana ya sayang” begitu bunyi pesannya.

Akupun segera meraih tas ku dan segera turun. Kenapa tiba-tiba jalan terasa jauh ya? Apakah ini efek dari ketidaksabaranku untuk segera bertemu? Akupun mempercepat langkahku sambil berlari-lari kecil. Tak terasa bulir-bulir keringat mulai membasahi wajahku. Aku tak peduli. Dari kejauhan aku bisa melihat dia sedang duduk manis sambil mendengarkan lagu dari alat pemutar musiknya. ”Mari kita pulang”, begitu sapanya hangat. Tatapan matanya yang lembut membuatku tak sanggup bicara. Bibir terasa kaku, lidahpun kelu. Yang kurasakan hanya senyum bahagia dalam hatiku. Dalam perjalan pulang, aku menatap wajahnya dan berkata dalam hatiku. ”aku ingin menghabiskan sisa hidupku hanya denganmu......”

Tidak ada komentar: